Bagian kedua dari His Last Stop. ❝Bereinkarnasi sebagai anakmu bukanlah keinginanku, tapi kembali padamu adalah impianku ❞ Start : 1 Mei 2024 End : 21 Mei 2025 BELUM REVISI!

𝐀da burung yang tak pernah terbang, bukan karena ia tak punya sayap. Melainkan karena sayapnya sudah dipatahkan oleh sangkarnya sendiri. ----- ⟡ ----- ֵ 𔓕꯭ 𝓑ukan mawar yang menebar harum, bukan rembulan yang dinanti malam. Ia hanya Halilintar. Sosok yang selalu menanti kepercayaan dari orang-orang di sekitarnya. Namun sayangnya, hidup seolah menutup pintu bagi suara yang ingin menjelaskan, membiarkan luka bicara tanpa pengadilan. ֵ 𔓕꯭ 𝓘a adalah simfoni senyap di antara riuh dunia. Saat dunia terus menuding tanpa tahu, ia memilih diam. Seperti langit yang menyembunyikan badai dalam birunya. -The story of Halilintar. ----- ⟡ ----- [ THE LITTLE DETAILS OF THIS STORY ] Invelis adalah istilah yang terinspirasi dari dua kata, yaitu Invisible (tak terlihat) dan Eviden (bukti). Invelis berarti bukti yang tak terlihat-kebenaran yang terkubur oleh tuduhan, dan luka yang tak pernah dipedulikan. Ia adalah cahaya tersembunyi di balik gelapnya rasa sakit yang hanya tampak oleh mereka yang mau melihat lebih dalam, dan hanya muncul dari jiwa yang pernah remuk tetapi tetap bertahan. 𐔌 𝓢tarꞎ in . . 3 Januari 2025 && 𝓕inish in . . ( ? ), 𝓞riginal created by @Ayeza_Lintar ױ ๋.ᐟ Cerita ini OOC (Out Of Character), jadi jangan komplain kalau sifat karakternya beda dengan realitanya. - ⃝⍣𓍢ׅ ᮫𝓒urrent number of chapters published :: 7/? 𖦤 .

[T H I R D P R O J E C T] Finished! Kisah seorang pemuda yang bertemu dengan salah satu penghuni desa tempat di mana dirinya 'diusir' oleh kedua orang tuanya sebagai hukuman. "Hei? Kau tinggal di sini? Namaku Halilintar. Siapa namamu?" "....." Tidak ada jawaban. Remaja itu hanya tersenyum dan berjongkok serta menuliskan sesuatu di tanah. "Namaku Gempa." 'Dia bisu,' batin Halilintar. "Senang bertemu denganmu, Gempa" Gempa kembali tersenyum. Disclaimer : Boboiboy © Animonsta Studio a story written by Zevuar © March 2021 Freindship || Slice of Life || Fanfiction

"Gimana pendapat Ayah kalau ketujuh pilar ini runtuh?". "Pilar-pilar ini nggak akan runtuh, Ayah merasa hal itu tidak akan pernah terjadi.". Namun nyatanya ungkapan itu salah, karena badai mulai datang tanpa ampun. Angin kencang menyelip di celah kepercayaan, hujan deras meresap ke dinding pertahanan, dan guntur menghantam jiwa yang semakin lelah. Satu per satu pilar itu retak, runtuh dengan gemuruh luka. "Ayah, ucapanmu salah. Kini ketujuh pilar ini mulai roboh.". Penasaran seperti apa ceritanya? Yuk, baca aja!

C O M P L E T E D ✓ kakinya lelah menapak di tanah, manik gioknya redup tiap waktu, dan tiap helai nafasnya bagai lonceng kematian. Dia ambruk. Lantunan lembut mengalun, mengiris iris jiwa rapuh nya. Lalu menutur kata lembut penuh racun mematikan, "Tidur, Halilintar, Tidur." "... Pergilah ke neraka." Boboiboy © Animonsta Written by © Lavendrxy

[ O N G O I N G ] Padahal Hali kalo masuk SMA itikadnya mau jadi anak baik, rajin menabung, murah senyum, jarang kesurupan, jauh dari dunia per-gengsteran, dan sering salim ke tukang parkir. "Heh, Anak baru yang dasinya kebalik!" Hingga akhirnya perkara dasi terbalik di hari pertama sekolah pun menjungkirbalikkan dunia Hali. written by © Lavendrxy Boboiboy © Monsta

O N G O I N G Sebagai ketua dari satuan reserse kriminal, Halilintar banyak menanggung tanggung jawab sekaligus harapan. Melindungi negaranya, melindungi keluarga kecilnya. "Pokoknya kalau habis kerja itu pulang ke rumah ya, Kak? Jangan keluyuran. Jangan segala nongkrong. Inget, kita di rumah nungguin Kakak pulang, loh." Di tengah huru-hara kekacauan, Halilintar masih yakin satu hal──bahwa masih ada Bapak, Ibu, adik-adiknya yang selalu menanti kedatangannya di rumah. Written by © Lavendrxy

Rumah kecil yang Halilintar impikan sejak dulu. _________________ Note! Boboiboy hanya milik Monsta Saya hanya meminjam beberapa karakter Ada beberapa karakter tambahan dari author

O N G O I N G "Ma, aku boleh egois, kan? aku juga manusia, nggak mungkin nggak sakit hati." Rasanya hidup selalu mempermainkan. Ini bukan salah Tuhan, bukan salah orang lain, juga bukan salah takdir──tetapi sumpah demi Tuhan, ini sangat sakit. Bahkan menangis kencang tidak akan menjamin dirinya kembali seperti semula. "Mereka punya segalanya. Tapi aku cuman punya diri sendiri." written by © Lavendrxy Boboiboy © Monsta