Bukan sebuah kisah klasik. Karena kisah SMA kami bukanlah sesuatu yang memiliki tolok ukur kesempurnaan yang abadi. Copyright ©2018 By Claudiaroud

Kali ini masih sama, masih tentang cinta terpendam. Atau mungkin yang memang sengaja dipendam. Kadang, memendam tidak selalu buruk. Karena kadang ada sesuatu yang mungkin lebih baik dipendam daripada diungkap. Meski memang, jatuh cinta sendirian itu akan selalu menjadi sesuatu yang menyesakan. "Tentang hati yang memilih, untuk kemudian berlari dari pada kembali." . . Copyright © 2015

Takdir memang selalu saja bisa mempermainkan manusia. Siapa sangka akan bertemu lagi dengan orang yang pernah singgah di masa lalu setelah 5 tahun tidak pernah bertemu, bahkan bertukar sapa? Sebuah permohonan terlintas sejenak dalam benak; "Pada hari Kamis nanti, 24 jam, kita akan mengulang kisah."

Seiring dalam perjalanan, tidak ada salahnya berbincang dengan orang asing yang duduk di sebelah saat di kereta. Rasanya nggak begitu buruk. Tapi kalau terlibat dalam alur hidup, apa rasanya masih nggak begitu buruk?

A rant book for us because there are some things we as teenage girls, should vent about.

[1/1] Kuharap, aku tidak pernah tahu isi kamera gadis itu.

[1/1] Hal yang kutahu mengenai gadis itu: dia suka warna hitam.

Setahuku tentang pukul lima sore adalah waktu di mana gerai-gerai kudapan mulai menutup tirainya; anak-anak mulai menggulung tali layang-layang mereka; serta aku, dengan keharusan mengantarkan gadis itu pulang tepat waktu. ©2016

[1/1] Bagiku, ucapan selamat malam adalah ucapan penghargaan untuk seseorang karena telah berhasil melewati harinya. Dan bagiku, ucapan selamat malam harus diucapkan sebelum pukul sembilan. Karena setelah pukul sembilan, aku seperti mayat berjalan. Dan karena hidupku, bisa dibilang, berakhir pada pukul sembilan.

[THIS IS A SAMPLE] Read the full story on Radish fiction. The link is in my Wattpad Bio. ---- Alexander isn't your typical nerd. He'll say what he wants, do what he wants, and verbally bash you while doing it. That's what Travis, a soccer player assigned to be tutored by Alexander, hates most about him. Confusing feelings, a drunken party, and a month of tutoring was all it took to get Travis to realize he was head over heels for the sharp-tongued Alex. Now, if only he knew where Alex's sarcasm switch was.