Molekuldorayati
- Reads 765
- Votes 249
- Parts 10
Sebagai kapten basket dan wakil ketua Black Dragon, Rava hidup di antara lapangan yang penuh sorak dan jalanan yang penuh bahaya. Setiap bola yang masuk ke ring adalah sebutir harapan untuk menarik perhatian kecil dari orang tuanya. Namun, bukan perhatian orang tuanya yang ia dapatkan, melainkan perhatiannya sendiri yang terseret pada Livia, anggota baru Black Dragon.
Livia hanya mencari kebebasan dari bayangan masa lalu. Dulu saat melihat sang ibu meninggal di depan matanya dan Livia kecil hanya bisa menangis, memohon pertolongan yang tak pernah datang, sementara napas terakhir ibunya memudar di depannya. Sejak detik itu dia berusaha kuat dan tidak pernah lagi menjadi orang lemah. Dia tidak ingin menunggu pahlawan, tidak ingin sebuah perlindungan.
Bergabung dengan Black Dragon memberinya ilusi kebebasan, ruang untuk bercerita, berbagi tawa dan bahkan membuatnya semakin kuat untuk bangkit dari rasa bersalah. Tapi semua itu datang dengan harga, musuh mulai memperhatikan dan mengincarnya sebagai titik kelemahan.
Di tengah konflik yang semakin panas dan ancaman semakin besar, Rava selalu ada disampingnya untuk menjaga dari bahaya. Awalnya, melindungi Livia hanyalah bentuk tanggung jawab Rava sebagai wakil ketua. Dia tidak akan membiarkan siapapun melukai gadis itu. Tapi semakin lama, melindungi Livia bukan lagi sekadar tugas. Rava mulai melihat sesuatu dalam dirinya, sesuatu yang membuatnya ingin lebih dari sekadar menjaga.
Livia tidak mudah percaya dan menaruh hati pada orang lain, tapi perlahan Rava berhasil menerobos pertahanannya karena Rava telah menemukan cara untuk menang, bukan hanya melawan musuh, tapi juga melawan ketakutan dalam hati Livia.
Apa artinya menjaga seseorang yang masih menganggap kehadiranmu sebagai ancaman bahkan ketika hatimu sendiri jatuh padanya?