Born from the symbiosis of humanity's deepest trepidations and the devil's contempt for mortal greed, this entity embodies the quintessence of despair. As the gates of the underworld swung open, courtesy of human avarice, 'Don Ya' succumbed to ruin, descending into an infernal realm. This enigmatic being now wanders, a guardian and punisher, orchestrating destruction or redemption according to its whims. Amidst the ravaged landscape, it personifies the paradox of damnation and salvation, leaving mortals to ponder: Will its presence herald their annihilation or liberation?

Di dunia yang pernah penuh cahaya dan keajaiban, Efir dulunya adalah anugerah dari alam semesta, menghidupkan setiap makhluk dan mendorong peradaban menuju keagungan. Namun, setelah bencana dahsyat yang merusak bulan dan menebarkan kutukan, Efir menjadi momok menakutkan-memunculkan monster dan menghancurkan kehidupan. Peradaban jatuh, dan dunia memasuki era keterpurukan. Bertahun-tahun berlalu, hingga hanya sisa-sisa pengetahuan lama yang tersebar di antara reruntuhan, terlupakan di bawah debu dan bintang. Tokoh utama kita, seorang pengelana yang tersisih dari masyarakat, menelusuri dunia yang kelam ini, mencari jawaban atas rahasia Efir dan kisah di balik kehancuran. Dalam perjalanan ini, ia tidak hanya menghadapi monster dan bahaya, tapi juga menghadapi warisan peradaban yang hilang serta harapan samar yang masih tersisa di antara cahaya bintang yang memudar. Apakah masih ada tempat bagi keajaiban di dunia yang dirundung ketakutan? Ataukah hanya debu yang tersisa di antara bintang-bintang?