Zhan xuan adalah seorang pria tampan yang berusia 27 tahun, kedua orangtua nya telah bercerai dan ayah nya sudah menikah lagi dengan seorang wanita lain, Zhan xuan memiliki rumah pribadi untuk diri nya dan suatu saat ayah nya meminta Zhan untuk berbagi tempat dengan Liu xuancheng, adik kecil nya yang masih 22 tahun untuk tinggal disana karena kampus Liu lebih dekat dari rumah Zhan, bagaimana pria besar itu menjaga anak yang gengsi nya setinggi gunung itu?

Jiang Xiao Shuai adalah murid terpintar sekaligus murid ternakal. orang tuanya bahkan tidak sanggup lagi menangani anak semata wayang mereka. pada akhirnya mereka memutuskan untuk menikahkan Shuai dengan pria dewasa yang Shuai anggap adalah pria tua.

Shuai itu seme!! Gak boleh ada yang bantah itu. Tapi itu semua berubah setelah Guo dateng di kehidupan nya Shuai.

Jiang Xiao Shuai, putra bungsu keluarga Jiang, hidupnya penuh kenyamanan dan kasih sayang. Dimanja ibunya, dilindungi ayahnya, dan selalu ditertibkan oleh kakak sulungnya, Jiang Wang Shuo-sosok COO Jiang Group yang disiplin dan berwibawa. Namun hidup Xiao Shuai yang biasa-biasa saja berubah saat suatu pagi ia terlambat sekolah, terburu-buru mengendarai Mini Cooper kuningnya, dan... menabrak Maybach hitam milik Guo Cheng Yu, CEO muda yang terkenal dingin dan kejam di dunia bisnis. Awalnya, Guo Cheng Yu hampir meledak marah karena mobil mewahnya rusak. Tetapi begitu melihat pengendara ceroboh itu-remaja manis dengan wajah pucat, dahi berdarah, dan tangan terkilir-amarahnya justru lenyap. Dari sebuah tabrakan bodoh, tumbuhlah sebuah kisah lambat, penuh salah paham, kehangatan, dan cinta terlarang antara seorang CEO berusia 30-an dan seorang anak SMA yang polos tapi menawan.

Di balik gemerlap seni, Zhan Xuan menyembunyikan dunia mafia yang kelam. Liu Xuan Cheng-pelukis polos nan misterius-tiba-tiba menjadi tawanan sekaligus obsesi. Antara cinta, dendam, dan rahasia gelap... siapakah yang lebih dulu hancur?

Xuancheng kembali dari Amerika, mencoba menemukan tempatnya di tengah keluarga yang tak sepenuhnya menerima dirinya. Di sisinya, Zhan Xuan selalu hadir-tenang, protektif, dan setia-menjadi sandaran di saat kesepian dan keraguan datang. Bersama, mereka menjalani hari-hari yang penuh tantangan, tawa, dan perlahan tumbuh kehangatan yang sulit mereka ungkapkan.

Liu tak pernah berfikir untuk keluar dari dunia kotornya namun pertemuannya dengan orang yang begitu berjasa untuknya justru membuat dunianya begitu rumi

Jiang Xiaoshuai, mahasiswa manis dan memesona, tak pernah menyangka akan terus diganggu oleh Guo Chengyu yang dingin dan menaklukkan hati-setiap gerakannya seolah dirancang untuk membuatnya kesal. Persaingan, ejekan, dan momen-momen yang mencuri perhatian perlahan mengaburkan batas antara benci dan keinginan. Di tengah hujan deras, kehidupan kampus yang mewah, dan pengakuan di tepi pantai, Xiaoshuai menemukan hatinya terombang-ambing antara Chengyu yang tak kenal ampun dan Li Zeyan yang lembut dan penuh perhatian. Dalam dunia yang dipenuhi kekayaan, kebanggaan, dan rivalitas, satu hal menjadi jelas: cinta adalah taruhan terbesar yang pernah ada.

Ada kalanya waktu berputar bukan untuk menghapus masa lalu, melainkan untuk mempertemukan kembali dua jiwa yang pernah terbelah. Di antara riuh tepuk tangan dan cahaya lampu panggung yang menyilaukan, tatapan itu kembali hadir-tatapan yang dulu pernah menjadi rumah, kini terasa asing dan jauh. Waktu sebelas tahun ternyata cukup lama untuk mengubah segalanya, namun tidak cukup kuat untuk menghapus bayangan yang selalu menempel di ingatan. Ia berdiri di sana, tenang dan ramah, seakan dunia tidak pernah menyakitinya. Senyum itu masih sama, tapi tak lagi hangat untuk dirinya. Semua kenangan yang pernah dibangun seolah lenyap tanpa jejak, digantikan formalitas dingin yang membuat dada terasa sesak. Bagi sebagian orang, pertemuan itu hanyalah kebetulan biasa. Tapi bagi seseorang yang masih terikat pada penyesalan, itu adalah takdir yang datang terlambat-sebuah kesempatan yang entah akan menyembuhkan, atau justru melukai sekali lagi.

Awalnya mereka saling benci, saling senggol, saling cari masalah. Tapi entah sejak kapan, semuanya jadi berubah. Perasaan mereka makin rumit, bukan lagi soal siapa yang menang atau kalah, tapi soal siapa yang duluan berani turunin egonya sendiri dan jujur soal rasa yang mulai tumbuh. Ternyata, jadi rival itu jauh lebih mudah... daripada jatuh cinta sama rival sendiri. Zhan Xuan Liu Xuan Cheng #Zhanliu #Bl #boyslove #china