☣️☣️☣️ITS ALL FAKE AND MADE FOR EDUCATION☣️☣️☣️

Tiga bersaudara yang hidup di bawah satu atap setelah kehilangan orang tua mereka - kedengarannya normal, kan? Tapi nggak kalau yang dimaksud itu keluarga Maherson. Chika, si sulung yang kehilangan arah dan melampiaskannya lewat kenakalan. Christy, si bungsu yang polos tapi rasa penasarannya kebangetan. Dan Jason - alias Ecen, satu-satunya cowok di rumah itu yang tiap hari harus berjuang menjaga kewarasannya. Sejak orang tua mereka tiada, rumah itu berubah jadi medan perang... antara kewarasan, godaan, dan rasa sayang yang mulai kabur batasnya. Dan Ecen? Ya, dia cuma bisa bilang- "Okay... here we go again..."

Jakarta, malam hari-kota yang tak pernah benar-benar tidur. Lampu-lampu neon berpendar di antara jalanan basah, memantulkan warna pada langkah-langkah dua sosok yang tertawa di tengah sepi. Di bawah langit yang buram, kisah kecil itu berdenyut pelan, seperti detak jantung yang menolak reda-kisah tentang mereka yang menemukan hidup justru saat dunia terlelap.

from: "Kenapa sih ikutin aku mulu?!" to: "ih, papii! jangan pecat dia! aku masih butuh dia!"

Seorang anak laki-laki yang memberanikan diri untuk pergi merantau ke kota sibuk Jakarta dengan berbekal tekad dan sebuah tempat tinggal yang di isi oleh beberapa orang asing yang tidak ia kenal sama sekali. Apakah ia akan tetap tinggal? Atau justru meninggal? Berdoa saja semoga nasibnya baik-baik saja ketika ia sampai di rumah itu.

Bastian baru saja kehilangan sang ayah dalam sebuah kecelakaan mobil. Di tengah kesedihan yang masih menggantung, ia tanpa sengaja menemukan sebuah buku harian tua, tersembunyi di balik tumpukan pakaian di lemari ayahnya. Rasa penasaran mendorongnya untuk mengambil buku itu. Saat membuka lembar pertama, matanya langsung tertumbuk pada sebuah tulisan besar yang mencolok-seolah menjadi gerbang menuju sisi gelap sang ayah yang tak pernah ia kenal. "To All the Girls I Fucked Before." Kata-kata itu menghantamnya seperti tamparan. Bastian terdiam, jantungnya berdegup tak karuan. Ada rasa asing yang menyelinap-campuran jijik, penasaran, dan ketakutan akan apa yang tersembunyi di halaman-halaman berikutnya. Ia berdiri di ambang pintu masa lalu sang ayah, tak tahu apakah harus menutup buku itu dan membiarkan rahasia nakal sang ayah tetap terkubur, atau justru membiarkan dirinya tenggelam dalam kisah-kisah yang mungkin bisa mengubah cara ia mengenang sosok lelaki yang selama ini ia panggil "Ayah."

⚠️🔞🔞⚠️ Randy, seorang mahasiswa pindahan, datang ke kampus barunya berbekal rekomendasi dari dosen lama. Hidupnya terasa biasa saja, sampai sebuah pertemuan membuka kembali kenangan yang nyaris ia kubur-cinta pandang pertama yang sempat menghilang tanpa jejak. Ia menemukannya lagi. Seorang perempuan yang anggun, berwibawa, memesona... bagaikan bunga yang selalu ia impikan. Namun di balik pesona itu, Randy justru mendapati kenyataan pahit: perempuan itu bukanlah gadis polos seperti bayangannya. Ia adalah bunga yang indah di luar, tapi berakar di tanah gelap. Seorang perempuan yang mencari kepuasan tanpa ikatan, tanpa harga, tanpa batas. Randy harus memilih-apakah ia akan menjauh dan melindungi dirinya dari luka, atau tetap bertahan, mencoba memahami dan meraih kembali "bunga" yang dulu pernah membuatnya jatuh cinta.

Mereka tak dekat, bahkan tak saling mengenal. Di dunia nyata, keduanya hanya orang asing yang mungkin pernah berpapasan tanpa benar-benar memperhatikan. Namun di dalam mimpi, seolah semua dinding runtuh-mereka berbagi cerita, saling bercanda, dan menemukan kenyamanan yang tak pernah mereka dapatkan di luar sana. Mimpi itu tak punya nama, tak menyisakan wajah, bahkan tak menyisakan ingatan saat mereka terbangun. Yang tertinggal hanyalah perasaan hangat, seakan ada seseorang yang benar-benar mengerti. Di mimpi tanpa nama dan tanpa ingatan yg tersisa, mungkinkah mereka bertemu didunia nyata?

⚠️🔞🔞⚠️ Setelah kematian orang tua mereka, Yudha dan Michie hanya punya satu sama lain. Hidup sederhana dengan warung makan keluarga membuat keduanya saling bergantung lebih dari sebelumnya. Namun, kedekatan yang tumbuh di antara mereka perlahan berubah menjadi sesuatu yang tak seharusnya ada... sesuatu yang, sekali terbuka, tak akan pernah bisa ditutup kembali.

"I thought it had ended, yet it was only the beginning, a beginning where she stands before me, so close, as if the distance between us was nothing... as if I could finally reach her."