ebony is a loner, she's always been a loner, that was until she met max. BOOK ONE

This book is part of the Wattpad Creators Program ! [Book 2 in the Putrid Heart Series ] Many would call him a heartless man. Someone that needed to unwind once in a while. Yet the head of the Revello family could never catch a break. Marco had a business to run and a family to look after. Resting was not part of his vocabulary. Only to unexpectedly be swept off his feet and he hasn't been the same since. (Weekly updates : Each Friday)

Thia West doesn't have much experience when it comes to relationships. She's only ever been with one man for nine years, her high school sweetheart, Darren Adams. However, when complications arise between them, she slowly finds herself falling for the one person she shouldn't...her boss. ⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫ **Due to language and sexual scenes not recommended for anyone under 18.** Uploaded: March 15, 2024 Completed: April 18, 2025

Ryan is a no nonsense type of guy and isn't one to do the relationship thing, it's not his style. He's more of a hit it and quit it type of guy; some label him as a bad boy, but he's just living life the way he wants to.... That is, until one day, he sees a girl by the name of Valerie that blows his mind, he wants her, he gots to have her. But there's one thing that's holding him back, will she ever go for a guy like him? A guy who's affiliated with the wrong people, and does she even go for white guys?! Will Ryan get his girl or will the roadblocks ahead stop him? Is he able to handle the pressure that comes along with being with this girl; such as, 1. An overprotective psychotic older brother. 2. Manipulative mother who's a former drug addict. 3. Another man who will stop at nothing to claim Valerie as his. 4. And all the other haters that want to see this relationship fail.

I dragged my nails lightly over his chest, slow, my eyes locked on his. "You told me I was in control, remember?" My voice dipped lower, sultry, daring. I leaned close enough that my lips brushed his ear. "Then say it, baby. Say you're my bitch." A dark laugh rumbled from his lips, low and sinful, the kind that made my stomach flip. His eyes didn't waver, didn't blink. "I'm your bitch," he said...calm, but hot as fuck. The words rolled off his tongue like he'd been waiting to say them, and God, the way he said it almost made me melt right there.

𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠🚩: 𝐌𝐚𝐭𝐮𝐫𝐞, 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐝𝐚𝐫𝐤 𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞, 𝐟𝐨𝐫𝐜𝐞𝐝 𝐢𝐧𝐭𝐢𝐦𝐚𝐜𝐲, 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐩𝐮𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧, 𝐭𝐫𝐮𝐬𝐭 𝐢𝐬𝐬𝐮𝐞, 𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐜𝐞, 𝐜𝐨𝐞𝐫𝐜𝐢𝐨𝐧, 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐫𝐨𝐥-𝐟𝐫𝐞𝐚𝐤, 𝐚𝐧𝐠𝐬𝐭. Di antara denting piano dan sorot lampu panggung, Theodore menemukan sesuatu yang tak pernah ia cari, seseorang. Saat menerima tiket pertunjukan seni dari temannya yang batal berkencan, Theodore tak menyangka malam yang ia jalani dengan setengah hati itu justru menjadi awal dari sesuatu yang membakar hati perlahan. Musik klasik bukanlah kegemarannya, tapi malam itu, di tengah auditorium yang sunyi, ada satu hal yang mencuri perhatiannya lebih dari melodi: Blaire. Dengan tatapan teduh dan senyum yang menggugurkan logika, wanita itu hadir bukan sebagai bagian dari panggung, melainkan dari takdir. Theodore yang biasanya dingin dan tak peduli, kini terjebak dalam irama yang tak bisa ia hentikan, irama tentang Blaire, dan segala sesuatu yang belum ia ketahui darinya. Hingga tumbuh obsesi yang dibungkus dengan cinta. .....

𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠🚩: 𝐌𝐚𝐭𝐮𝐫𝐞, 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐝𝐚𝐫𝐤 𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞, 𝐟𝐨𝐫𝐜𝐞𝐝 𝐢𝐧𝐭𝐢𝐦𝐚𝐜𝐲, 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐩𝐮𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧, 𝐭𝐫𝐮𝐬𝐭 𝐢𝐬𝐬𝐮𝐞, 𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐜𝐞, 𝐜𝐨𝐞𝐫𝐜𝐢𝐨𝐧, 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐫𝐨𝐥-𝐟𝐫𝐞𝐚𝐤, 𝐚𝐧𝐠𝐬𝐭. 21+ Awalnya, itu hanya hal kecil-sebuah komentar tajam di antara obrolan ringan, lelucon yang terasa terlalu pribadi, dan tatapan yang terlalu lama menempel pada luka-luka yang ingin Seria sembunyikan. Oliver tahu di mana harus menyentuh, bukan secara fisik, melainkan seperti seseorang yang hafal peta trauma seseorang dan menyusurinya dengan ujung jarinya-perlahan, menyakitkan. Namun, Oliver tidak berhenti. Dia mulai muncul di mana-mana, bukan kebetulan, tidak lagi. Di perpustakaan saat Seria mencoba belajar. Di lorong saat dia terburu-buru pulang. Di tempat yang sama, waktu yang sama, dengan kata-kata yang makin menusuk. "Apa kamu sadar, Seria? Kamu punya tatapan seperti orang yang tahu dia akan kalah, bahkan sebelum pertarungan dimulai." Ada sesuatu yang berubah dalam diri Seria. Bukan hanya rasa tidak nyaman. Ini lebih dalam. Seperti suara yang mulai bergema di dalam kepala: Kau tidak aman. Kau sedang dilucuti, perlahan. Hari-harinya menjadi tak senyap lagi, bahkan saat sunyi datang. Dia merasa sedang diawasi, bukan dengan mata, tapi dengan niat. Oliver bukan hanya mengganggu-dia sedang membentuk ulang hidup Seria, mencemari bagian-bagian tenangnya. "Dia ingin menghancurkanku yang sudah hancur." "Namun dialah yang hancur dan tunduk." .....

𝐃𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐢𝐥𝐮𝐬𝐢. Di dunia ini, segalanya terlalu terang. Tak ada kabut, tak ada tirai. Tak ada ruang untuk mimpi, apalagi delusi. Dan dalam cahaya yang menyilaukan itu, aku melihat Romeo apa adanya, retak, namun nyata. Menakutkan, namun manusiawi. Tapi di tempat ini... di antara dinding putih yang sunyi dan tatapan yang tak berkedip, ilusi runtuh. Satu per satu. Tak ada yang bisa kusembunyikan darinya, dan lebih menakutkan lagi, tak ada yang bisa kusembunyikan dari diriku sendiri. "Apa kamu takut padaku, Iris?" Aku menarik napas, tapi udara terasa pahit. "Yang kutakuti," jawabku perlahan, "adalah aku mulai memahami duniamu." Dan mungkin... menyukainya. -

𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠🚩: 𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨𝐥𝐨𝐠𝐢𝐜𝐚𝐥, 𝐦𝐚𝐭𝐮𝐫𝐞, 𝐝𝐚𝐫𝐤 𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞, 𝐟𝐨𝐫𝐜𝐞𝐝 𝐢𝐧𝐭𝐢𝐦𝐚𝐜𝐲, 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐩𝐮𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧, 𝐭𝐫𝐮𝐬𝐭 𝐢𝐬𝐬𝐮𝐞, 𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐜𝐞, 𝐜𝐨𝐞𝐫𝐜𝐢𝐨𝐧, 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐫𝐨𝐥-𝐟𝐫𝐞𝐚𝐤, 𝐚𝐧𝐠𝐬𝐭. 21+ Romeo Hauteville adalah pria cerdas namun memiliki sikap menjerat. Suatu hari, ia melihat Iris Sofia, seorang perawat rumah sakit jiwa, saat ia tak sengaja melihatnya. Tatapan Iris yang hangat, suaranya yang lembut, dan senyumnya yang seperti cahaya di ruang sunyi, menggoreskan sesuatu yang tak bisa dijelaskan dalam benak Romeo. Obsesi pun tumbuh. Tak bisa menahan hasrat untuk lebih dekat, Romeo mengambil keputusan gila: ia akan menjadi pasien. Ia mulai bertingkah seperti anak kecil, menggambar dengan krayon, memeluk boneka rusak, semua demi satu tujuan: berada di bawah perawatan Iris. Hari-harinya diisi dengan pura-pura, tetapi pikirannya tajam dan mengamati. Ia tahu siapa saja yang dekat dengan Iris, tahu pola makannya, cara jalannya, bahkan wangi parfum yang berubah setiap dua minggu. Dan semakin hari, batas antara akal dan delusi mulai kabur. Iris, yang penuh empati namun merasa ada yang janggal. Pasien bernama Romeo ini terlalu sadar, terlalu... menatap. Tapi ia tak bisa menjauh, seperti ada magnet tak kasat mata yang menariknya pada bahaya. Ketika sisi tergelap Romeo mulai muncul perlahan, Iris terperangkap dalam permainan manipulasi dan keputusasaan, hingga ia harus memilih: bertahan dalam bayang-bayang obsesi, atau melawan pria yang mungkin lebih waras daripada semua orang di dalam rumah sakit itu. Kisah tentang obsesi, kegilaan yang disengaja, dan cinta yang tumbuh di antara kepalsuan-menyisakan pertanyaan. °°°°°

she softly tugged at the hem of my shirt to pull me even closer. We were so close our chests are almost touching, her fingers gently tracing across my jawline "I hope you're not forgetting that we re currently at Walmart" I murmured "I'm not - it's not like we are doing anything" she said below a whisper, I chuckled at this "Why do I have this slight feeling that you like to tease me" "Maybe cause I do" she replied, her hands moving from my jawline to my chest, laughing lightly I placed my hands on her waist. "Yeah I noticed" Mainly in a males POV Started: 13.5.21 #1 in wmbw 19.12.21 #1 in bwwn 15.12.23