𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲'𝐬 𝐆𝐚𝐭𝐞 [On going]
Midnight_WriterZ
- Reads 403
- Votes 148
- Parts 7
"Takdir hadir dengan senyum,
menyulam harapan di dada,
lalu menghancurkannya tanpa sisa."
~Calistra
ᦗ[UP SETIAP SELASA]ᦗ
Pada malam yang bisu, ketika bulan seolah menolak bersinar, Calistra melangkah dengan setangkai mawar putih di tangannya. Ia percaya bunga itu akan membawa senyum bagi ibunya. Namun mawar putih lebih sering menjadi lambang perpisahan daripada harapan. Saat pintu kamar terbuka, ia melihat tubuh ibunya yang terbaring dalam keheningan abadi, dan ayahnya yang berlutut di sisi ranjang, tenggelam dalam tangis yang merobek jiwa. Malam itu, dunia Calistra runtuh; bunga yang digenggamnya adalah saksi bisu awal perjalanannya.
Seiring langkahnya, jalan hidup Calistra menjadi labirin penuh pengkhianatan dan penderitaan. Pengkhianat datang dari wajah-wajah yang ia percayai, cinta menjelma menjadi luka, dan mahkota yang diwariskan padanya semakin berat, seakan ditempa dari darah dan air mata. Hingga di ujung perjalanan, takdir menuntut keputusan terakhir yang tak mengenal belaskasih, menyelamatkan kerajaannya dengan membunuh pria yang ia cintai, atau membiarkan seluruh negerinya hancur. Dengan tangan,nya sendiri, ia menghunus pedang, jeritannya melengking memecah malam, tubuhnya bergetar di antara cinta dan kewajiban. Darah dan air mata bercampur, dan dalam satu tebasan, Calistra kehilangan segalanya-kerajaannya terselamatkan, namun jiwanya terkoyak tanpa sisa.
"𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘱𝘢.. 𝘔𝘢𝘺𝘣𝘦 𝘪𝘯 𝘢𝘯𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳 𝘭𝘪𝘧𝘦.. 𝘊𝘢𝘭𝘪𝘴𝘵𝘳𝘢"
-??
"𝘔𝘢𝘢𝘧... 𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶.. "
-𝘊𝘢𝘭𝘪𝘴𝘵𝘳𝘢