Salisya Asyila, seorang janda muda beranak satu yang di grebek warga bersama Joan Prima Praharja karena sebuah fitnah. Menjadikan dua insan berbeda gender juga usia tersebut di nikahkan secara mendadak. Sebab hal itu aib yang dapat mencoreng nama baik Joan selaku CEO pada perusahaan tempatnya bekerja, dia meminta merahasiakan pernikahan mereka dari semua orang. Tapi kendati demikian dia tak menelantarkan istri beserta anak sambungnya, membawa serta mereka ke kediaman pribadi milik-nya. Menjalani pernikahan yang dingin dan kaku. Hubungan yang kaku tersebut menjadi rumit, sebab sang pria ternyata tengah menjalin kedekatan dengan salah satu pegawai, dan juga kemunculan mantan kekasih yang pun menginginkan kembali. Selaku istri, Sali berada di situasi yang pelik. Dia yang kini bekerja di perusahaan yang sama terjebak di antara mantan kekasih dan wanita yang di sukai suaminya. Dan kemunculan pria dari masa lalunya membuat segalanya menjadi rumit.

Lamaran ku tinggalkan, jodoh ku dapat. Kiasan itu mungkin cocok untuk Fitiara Kirana yang pergi dari rumah nya karena menolak di jodohkan dengan seseorang yang tak ia sukai. Ibu kota Indonesia menjadi tujuannya, karena di sana ada paman serta bibinya. Kediaman yang di tuju kedatangan bos besar pemilik perusahaan tempat pamannya bekerja bernama Abram Bremdi,. Seorang duda berusia 50 tahun dengan dua anak, laki-laki dan perempuan yang telah menikah,. Juga seorang cucu laki-laki berusia 5 tahun, dan seorang cucu lagi yang masih di kandungan ibunya. Mata Fitiara dan pria itu bertemu saling memandang cukup lama,. Lalu pria paruh baya itu berdiri dari duduknya menghampiri Fitiara. Masih ia menatap Fitiara seolah terpikat dengan wanita sederhana di hadapannya. Wanita yang usianya berbeda jauh, melebihi semua jari jemari tangannya. Tak beda jauh dari usia anak sulungnya.

Bukannya menjadi anak tiri, aku justru menjadi istri bagi calon ayah tiriku.