Mereka bilang, SMA itu gerbang menuju kedewasaan. Tapi tak ada yang bilang, bahwa meninggalkan SMP... terasa seperti meninggalkan bagian dari diri sendiri. Aku tak lagi melihat Kirana tiap pagi. Tak ada lagi suara Fira yang ribut soal gosip baru, Tak ada lagi teriakan Nico yang bikin guru kesal, Hanya Bayu yang masih di sini-masih dengan logat lucunya, masih setia duduk di sampingku. Kami bertumbuh. Pelan-pelan, tapi pasti. Dan yang berubah bukan cuma seragam, Tapi cara kami menatap dunia... dan cara dunia menatap balik. Di sini, di lorong-lorong SMA yang masih asing, aku belajar satu hal penting: Bahwa kenangan manis tak selalu bisa dibawa, Tapi rasa yang pernah ada... akan selalu punya tempat. Mungkin Kirana sudah jauh. Tapi hatiku, belum benar-benar pergi.

ASING YA? "Ada orang yang datang seperti rumah, tapi pulangnya tetap membawa rasa asing." - unknown "Beberapa rasa memang ditakdirkan cukup tinggal di dada." - unknown --- _Di kota yang tak pernah benar-benar tidur, dua orang asing bertemu dalam riuhnya Malioboro. Mereka tak saling kenal, tapi ada yang terasa familiar. Seperti rumah. Seperti pulang. Namun seiring waktu, langkah mereka menjauh lagi, kembali menjadi asing. Cerita ini bukan tentang pertemuan, tapi tentang perpisahan yang diam-diam ditunggu. Tentang rasa yang tak pernah sempat tinggal lama. Tentang seseorang yang datang seperti rumah, tapi pulangnya tetap membawa rasa asing._ Halo kamu yang entah siapa. Cerita ini bukan tentang yang bahagia-bahagia aja. Ini tentang dua orang yang awalnya nggak saling kenal, lalu perlahan tumbuh rasa, lalu... ya, asing lagi. Bukan karena nggak cinta, tapi kadang dunia punya cara sendiri buat memisahkan. Aku nulis ini bukan buat dikenang, tapi buat dirasakan. Kalau pas baca kamu ikut diam... mungkin kamu pernah ngerasain hal yang sama. Tinggalin jejakmu kalau mau, atau cukup tinggal diam di balik layar kayak dia yang nggak pernah benar-benar pergi, tapi juga nggak pernah tinggal. - Ifaa, penulis cerita yang pernah deket sama seseorang, lalu saling lupa, seasing itu. --- Dan heiiii, tolong jangan copy paste yaa. Cerita ini ditulis pakai hatii. Biarin tetap tinggal di tempat yang ngerti.

Bisma pernah memiliki segalanya-kekayaan, status, dan cinta Jasmine yang tulus. Sampai suatu kesalahan fatal menghancurkannya. Utang menumpuk, kepercayaan buyar, dan orang-orang terdekat memalingkan wajah. Terkubur dalam rasa bersalah, Bisma menyadari ini bukan tentang uang, tapi tentang menebus kesalahan. Ia memulai dari nol, menanggung beban utang dalam kesepian, sambil terus bertanya: "Tuhan, bisakah aku mengulang?" Ini lebih dari sekadar kisah cinta. Ini tentang harga sebuah penebusan, dan pelajaran pahit yang harus dibayar mahal. Apa yang sebenarnya terjadi pada Bisma dan Jasmine? Mengapa keluarga membiarkannya terjatuh? Akankah pengampunan datang setelah segalanya terlambat?

Nara adalah gadis pendiam yang terbiasa menyimpan luka di balik senyuman. Dari masa kecil yang penuh bullying, petualangan lucu bersama geng MTs, rahasia sakit yang disembunyikan saat di MA, hingga keputusan besar setelah lulus-semua dilaluinya dengan kekuatan diam-diam. Tapi tak semua luka harus tersembunyi selamanya. Di balik air mata, ada sahabat sejati. Di balik sakit, ada tawa kecil yang tumbuh. Dan di balik keputusasaan, ada harapan baru yang perlahan mekar. Ini kisah tentang tumbuh, bertahan, dan menemukan cahaya-meski dari dalam luka. ---

Karakter utama: - Protagonis ("Ava") - Sahabat karib ("Rina") - Musuh atau pengkhianat ("Liam") Plot: Ava dan Rina adalah sahabat karib sejak kecil. Mereka memiliki hubungan yang sangat dekat dan saling percaya. Namun, ketika mereka memasuki usia dewasa, Liam muncul dan menjadi bagian dari kelompok mereka. Liam memiliki motif tersembunyi dan mulai mempengaruhi Rina untuk berbalik melawan Ava. Konflik: Ava merasa dikhianati oleh Rina dan Liam. Dia harus menghadapi kenyataan bahwa sahabat karibnya sendiri telah berbalik melawan dia. Ava juga mulai merasakan perasaan cinta terhadap seseorang, tetapi tidak tahu bagaimana menghadapinya.