loveoea's Reading List
5 stories
Re-Define by Amaranteya
Amaranteya
  • WpView
    Reads 7,129
  • WpVote
    Votes 994
  • WpPart
    Parts 48
Definismu tentang banyak hal adalah subjektif, lebih sering persuasif, pun tak jarang manipulatif. Inginmu semua orang percaya, cara apa pun kauraba, termasuk lewat amarah juga memutarbalik fakta. Benar yang saling berbentur tak membuatmu kalah dalam bertutur, tapi saat lemah argumenmu ... kau anggap si lawan hanya bernasib mujur. Tak usah keras kepala, di sini banyak kontradiksi dengan opinimu yang kau eja l-o-g-i-k-a. Silakan pergi, jika merasa pahammu tak terdefinisi di sini. Tak akan kuajak mendaki, sebab puncak makrifat sejati, adalah dengan menyelami diri. Mari saling hening untuk dapat tenang di hadapan Sang Wenang, mendefinisikan ulang semua yang ada dalam waktu dan ruang.
Ujung Tirani (Completed) by Amaranteya
Amaranteya
  • WpView
    Reads 7,656
  • WpVote
    Votes 1,835
  • WpPart
    Parts 32
Berkutat dengan sejarah Islam daratan Andalus adalah hal yang tak pernah absen dari kehidupan Hijir. Mulai dari runtuhnya Umawiyah, hingga perang penentu peradaban Islam Andalus setelahnya, berkobar di tanah Spanyol. Tujuan Hijir awalnya adalah menemukan ujung tirani yang berkembang di tengah kocar-kacirnya Islam masa itu, karena kekuasaan Alfonso VI. Sayang, ia terjebak dalam tirani yang diciptakan perempuan bernama Zaa tanpa sengaja. Seorang tutor Bahasa Inggris dengan logika kelewat terbuka dan independen di waktu yang sama. Tak memihak, tak condong, tetapi andal dalam memainkan peran. Pada akhirnya, Hijir harus menemukan dua hal, ujung tirani sejarah dan cara terbebas dari tirani yang diciptakan Zaa. "I am not moslem according to my assumption. I am not moslem according to one's confession. I am not moslem according to your expectation. That's a business between God and I." -Zaa.
Dua Titik Tiga by Amaranteya
Amaranteya
  • WpView
    Reads 3,991
  • WpVote
    Votes 959
  • WpPart
    Parts 27
Jalaluddin Rumi adalah tokoh idola Riera. Banyak pemikiran-pemikiran beliau menjadi patokan bagaimana Riera hidup, termasuk perkara perpisahan. Sayang, hal itu justru menjadi bumerang baginya. Efek perpisahan mempertemukannya dengan pemuda asal Jogja yang memegang teguh falsafah Jawa sebagai prinsip. Memaknai hal-hal kecil sedetail mungkin, membawa Riera sengaja menenggelamkan diri untuk menyelami pikiran lelaki itu. Sayang, kontradiksi itu akan selalu ada. Perpisahan juga membawanya pada sosok lelaki yang tak mengakui eksistensi nilai kesusilaan, keindahan, dan kemanusiaan. Benar, perpisahan membawa Riera menemukan banyak hal, yang suatu saat akan kembali mempertemukannya dengan perpisahan yang lain. Bukankah itu hidup? "Tidak ada kata perpisahan, bagi dia yang mencinta." -Jalaluddin Rumi. ___________________ As always, sikapi dengan bijak setiap ceritaku. Kosongkan kefanatikan sebelum membaca. Mari berpikir dan jangan jadi kura-kura dalam tempurung.
Arundaya Kaia by Amaranteya
Amaranteya
  • WpView
    Reads 5,087
  • WpVote
    Votes 793
  • WpPart
    Parts 35
Mager dan suka rebahan menjadi sifat yang sudah melekat kuat dalam diri Kaia. Setidaknya, begitu kata beberapa orang yang mengenalnya. Padahal bagi sebagian yang lain, Kaia adalah perempuan easy going, yang diajak nongkrong di mana pun dan kapan pun selalu ayo. Hah ... salah sendiri mengenal Kaia setengah-setengah. Ya ... meskipun sejujurnya terpaksa juga. Kaia itu aslinya suka menyendiri, paling tak suka tampil di depan umum. Mengutarakan usulan dalam forum saja memilih berbisik ke yang lain agar tak ketahuan bahwa dirinya yang punya usulan. Ia merasa usahanya menyembunyikan diri agar tak menjadi pusat perhatian sudah mati-matian, sayangnya zonk. Si Otoriter itu menyadari potensi kegilaan otak Kaia jika sudah berbicara. Dari sana, si Unseen mulai digeret sana-sini, dipaksa jadi agent of change secara terang-terangan. Sialan, sialan, dan sialan! Hari-hari Kaia berubah penuh dengan umpatan. Menjadi terlihat padahal ia punya alasan pasti kenapa selama ini sembunyi, Kaia frustrasi. Pokoknya, si Otoriter yang bertanggung jawab atas ditambalsulamnya prinsip hidup Kaia yang harusnya sudah sangat filosofis itu. Bukan, bukan! Ini bukan tentang Kaia dan si Otoriter. Ini bukan kisah romansa keduanya. Ini hanya tentang Arundaya Kaia dan prinsip hidupnya yang hampir morat-marit sebab namanya ... mendadak dikenal se-Kecamatan. Mau mengenal Kaia lebih dalam?
Wahai Jiwa yang Tenang by Amaranteya
Amaranteya
  • WpView
    Reads 2,981
  • WpVote
    Votes 469
  • WpPart
    Parts 29
Rasanya menyumpal mulut para tetangga menjadi resolusi abadi Kamayel. Cibiran miskin lah, dekil lah, tak punya masa depan, ah ... Kamayel muak. Berhasil keluar dari lingkaran kemiskinan nyatanya tak membuat mereka berhenti, apalagi di usianya kini. Kupingnya sudah pengang mendengar ocehan mereka yang tak punya inovasi untuk sekadar berbasa-basi. "Kapan nikah? Kok nggak pernah bawa pacar ke rumah? Mana gandengannya? Mentang-mentang sudah mapan, pasti standar istrinya jadi ketinggian." Apa salahnya masih sendiri di usianya kini? Toh angka 30 masih sangat wajar untuk mengejar mimpi dan karier bagi seorang lelaki. Pun perempuan, tak ada tanggal kadaluwarsa untuk berkeluarga, bukan? Karenanya, Kamayel hidup dengan rutuk pada banyak hal, terus mengutuk tiap orang, hingga hak diri atas cinta ... diabaikan tanpa sadar. Sampai, halte dan hujan membawanya pada seseorang serta kisah yang panjang: tentang ikhlas tanpa batas, syukur tanpa ukur, menerima tanpa tuntut apa-apa, juga tentang diri ... dan Ilahi. Kamayel ... dibuat membuka mata sebab kalimat sederhana, "Wahai jiwa yang tenang ... cinta tidak bisa menembus kepala dan hati yang riuh, Pak." "Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya." Jadi, mari menjadi bagian yang tenang, di antara riak dan riuhnya kehidupan.