ClovieInk_
- Reads 755
- Votes 214
- Parts 25
Bagi Harris Adhyatama Pradipta, rumah bukan sekadar bangunan tempat ia hidup bersama tiga saudaranya-Arion Nathanael Pradipta, Ginandra Elvaro Pradipta, dan Souta Rayhan Pradipta. Rumah adalah suara tawa di pagi hari, bahu untuk bersandar, doa yang lirih, tempat untuk bernaung, dan alasan untuk terus bertahan setelah kepergian orang tua mereka.
Namun kehangatan tidak bisa selamanya, dengan perlahan kehangatan itu mulai retak di gantikan oleh dingin yang asing. Pertengkaran kecil berubah menjadi jurang, tawa yang dulu memenuhi dapur kini digantikan hening yang menusuk. Souta pergi tanpa kabar, Arion menyalahkan dirinya sendiri, Gin kehilangan tawanya, dan Harris ... hanya bisa menjaga semuanya sambil menyembunyikan sakit yang makin lama makin menggerogoti tubuhnya.
Di tengah rumah yang semakin asing, Harris menjalani perjalanan paling sunyi dalam hidupnya, yaitu mencari kembali arti pulang. Ia menulis doa-doa pendek, surat yang tak pernah terkirim, dan mengingat hari-hari ketika rumah masih penuh cahaya.
Hingga suatu pagi, langkah kecil terdengar di depan pintu-dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, rumah itu bernapas lagi.
"Retak yang Menuntun Kita Pulang." adalah kisah tentang empat saudara yang hampir kehilangan satu sama lain, tentang retak yang akhirnya kembali disatukan, dan tentang perjalanan seorang anak untuk menemukan rumah impiannya,
bukan rumah yang sempurna, tapi rumah yang tetap memilih untuk saling tinggal meski sudah sama-sama terluka.