Satu nyawa menghidupkan dendam. Dan dendam menelan dua hati dalam luka yang tak pernah benar-benar sembuh. Melika Arunika tak pernah ingin membunuh siapa pun. Tapi Zeyya Adibra tewas di bawah roda mobilnya, dan itu cukup bagi Zergan-kakak Zeyya-untuk menjadikannya milik dalam rantai tak kasat mata. Ia menyiksa, mengurung, menghancurkan. Tapi di balik cambuk dan kata-kata tajam, Zergan hanyalah pria yang tersesat dalam kesedihan yang berubah menjadi kebencian. Hatinya hancur, tapi tetap tak bisa berhenti mencintai bayang-bayang masa lalu-dan perempuan yang ia salahkan atas segalanya. Saat Melika nyaris mati, Zergan panik. Lalu muncul sosok baru: seorang dokter, lembut dan tulus, yang menyentuh luka Melika tanpa menyakitinya. Tapi bagaimana bisa seorang perempuan mencintai... antara lelaki yang hampir membunuhnya karena terlalu mencintai bayang-bayang, dan lelaki yang datang tanpa beban, tanpa dendam? Karena terkadang, cinta paling kelam... datang dari hati yang paling hancur. Dan hati yang sudah hancur juga butuh pelita untuk membangun kembali hatinya...