"Musik itu terbentuk dari nada-nada yang nusuk ke jiwa, gak sempurna rasanya kalau musik yang kita dengar cuman sekadar masuk telinga kanan tapi keluar dari telinga kiri," Musikal meraih kertas dari tangan Nada. "Ini tuh gak dibentuk dari komentar doang, tapi rasa ngantuk saya yang harus saya lawan malam-malam cuman supaya dapet lagu yang bagus." Nada terdiam. "Kalau kamu gak ngerti maksud dari lagu yang saya buat, kamu engga usah ngerti. Karena engga semua hal harus kamu mengerti. Saya paham." kata Musikal kali ini sedikit nyelekit. Nada semakin terdiam. 'Kok nusuk ya?' ucapnya dalam hati. Jujur dadanya sedikit sakit. Nada memundurkan langkahnya ketika Musikal berjalan semakin dekat ke arahnya. Angin malam seakan mendukung keadaan, tengkuk Nada merinding. "Mati aku," gerutunya pelan. Musikal menghela napas. "Bisa gak jadi cewek tuh yang gak kepo dan suka ngomentarin orang lain?" Nada meneguk ludahnya susah payah ketika Musikal maju selangkah. "Pertama, gak semua hal kamu harus tau." Musikal melangkah lagi, kali ini jaraknya dan Nada hanya 5 cm. "Kedua, Kita emang siapa-siapa... tapi menurut saya kita tetap masih bukan siapa-siapa." Nyess... Nada jatuh terduduk, selaras dengan Musikal yang melangkahkan kakinya pergi dari sana. Sakit ya? ... 2025 | Musikal | Insa