aeraxiee
- Reads 1,365
- Votes 246
- Parts 4
Masih salah satu bagian dari His Last Stop
────────────
Jika tanpa Halilintar, bagaimana Taufan tetap berdiri?
Sehari tanpanya terasa hampa. Minggu berganti, bulan menyusul. Tetapi kehilangannya masihlah menyakitkan ketika di ingat.
Andaikan ia tak sebodoh itu, mungkin Halilintar tidak akan pergi secepat ini.
Tapi nyatanya duka tak berhenti karena kepergian satu nama.
Lantaran pada akhirnya. Taufan tak hanya menyesali satu kehilangan, melainkan semua yang direnggut oleh dendam yang tak ia mulai tetapi harus ia akhiri.
Karena sesal tak selalu datang dari apa yang ia lakukan, tetapi justru dari yang gagal ia selamatkan.