Seorang detektif ditugaskan untuk meneliti sebuah artefak kuno yang ada didalam sebuah gua yang tak jauh dari sebuah kota. Terungkap bahwa 3 orang ditakdirkan untuk mencegah monster dengan julukan 'The Darkness' menghancurkan dunia bersama dengan bawahannya. Singkat cerita, detektif ini berhasil menemukan 3 orang yang dimaksud. Siapa sangka kalau banyak masalah menimpa sejak mereka dipertemukan. Seiring berjalannya waktu pun, artefak-artefak tersembunyi mulai terungkap dan sang detektif menemukan fakta bahwa tak hanya 3 orang saja yang ditakdirkan. Ia pun terus mencari orang-orang yang dimaksud. Dapatkah mereka yang ditakdirkan bisa mencegah hancurnya dunia akibat The Darkness? Dan bagaimanakah mereka menghadapi masalah yang kerap menimpa mereka yang bahkan sempat menimbulkan perpecahan diantara mereka? [Semua ilustrasi yang ada di fanfic ini author gambar sendiri, jangan maling gambar yah anda (눈‸눈)]

Fanfic yang (lagi-lagi) menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dari member Hololive ID gen 1, gen 2, dan gen 3

Fanfic yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari para member holoID dari gen 1 dan gen 2 (dan gen 3)

[Fanfiction] Banyak yang bilang masa sekolah adalah masa paling indah. Masa ketika mengalami suka, duka, dan cita bersama teman-teman. Fanfic ini menceritakan keseharian anak-anak HoloID di sekolah Hololive. Jangan lupa bernapas. ⚠️Perhatian⚠️ Mengandung kata-kata kasar atau adegan yang tak baik. Diharap pembaca tidak mengikuti segala hal buruk yang tertulis. Enjoy! [Slow Update] Art: @Lyzas4 on Twitter

"Ayunda, ada bintang jatuh lagi!" seru Risu dengan semangat bergelora, telunjuk kirinya mengarah ke langit malam yang indah. Sedangkan, tangan kanannya menggoyang bahu kiri Ayunda yang tengah duduk membaca buku tua. Risu kembali bersuara, "Sekarang, kamu yang harus buat permohonan." "Bintang tidak bisa jatuh, Risu," jawab Ayunda pelan, menutup buku bacaan, tangan kanannya meraih pergelangan tangan Risu untuk menghentikan goncangan. "Itu hanya komet." "Ish! Kamu ... !!" gerutu Risu sembari berkacak pinggang dengan tangan kirinya. "Iya iya." Ayunda segera setuju, saat melihat wajah cemberut terlukis di wajah Risu. Ayunda menutup matanya dan kedua tangannya saling menggenggam. "Aku akan memohon sesuatu ...." "Bagus! Bintang jatuh hanyalah sebuah bintang biasa ..." Risu kembali tersenyum senang dan melihat langit malam berbintang. "Jika tidak ada yang memanjatkan permohonan." "Sudah." Ayunda perlahan membuka mata. "Apa yang kamu minta?" tanya Risu, wajahnya yang penasaran mendekat ke hadapan Ayunda. Dengan senyum sayu, Ayunda menjawab, "Aku memohon ..." ______...______ Ini adalah Fanfict singkat yang tercipta saat aku mendengarkan lagu Alice&u selama hampir 2 tahun ini. Enjoy.

"Maafkan aku... aku telah memilih pilihan yang salah..." Saat itu seorang penyihir hanya bisa menyaksikan langit merah gelap. Dihadapannya kini terbaring seorang anak kecil yang sudah ia kenal selama beberapa bulan yang lalu. Langit biru muda yang mendadak berubah menjadi merah tua. Menandakan sebuah sihir tabu telah dilakukan oleh seseorang. Dirinya pun tidak menyangka akan hal ini, padahal dia sudah berusaha tidak ingin anak perempuan itu melakukan hal mengerikan ini. Meskipun anak itu tetap hidup maka dia tetap akan harus melawan arus para penyihir lain yang menetapkan hukum dunia sihir ini. Dimana para penyihir yang telah melakukan sihir Tabu maka akan dihukum mati. "Aku tidak ingin semua ini berakhir seperti ini!? KUMOHON BANGUNLAH RISU!!!!!"

"kalian ber 9 harus pergi ke dimensi lain dengan ku.. dan kalian lah yang harus mencari batu permata itu, untuk mengalahkan 'ዕነዪጕ ዪቿልረጠነ' dan menyelamatkan dimensi kita... kalian siap?" Ucap gadis penyihir tersebut "HAH!? DIMENSI LAIN!?" Ucap 9 gadis tersebut