Ketika takdir mempertemukan keempat gadis dalam situasi yang tak terduga, mereka harus berhadapan dengan persaingan dan konflik di sekolah. Namun, seiring waktu, mereka belajar untuk saling memahami dan menerima satu sama lain sebagai saudara. Dalam perjalanan ini, mereka menemukan bahwa kekayaan sejati bukan hanya tentang materi, tetapi juga tentang cinta, kasih sayang dan kekeluargaan.

[COMPLETED] Sinb ft Aespa "Aku tidak takut mati, aku takut anak-anak mati sebelum aku." - Embun Selina.

Tak ada kehidupan yang sempurna. Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kehidupan di dunia ini. Kalimat tersebut juga sangat tepat untuk kehidupan yang dijalani oleh Giselle. Giselle adalah seorang yatim piatu berusia 21 tahun. Ayah dan ibunya meninggal ketika ia masih duduk di kelas 4 sekolah dasar. Semenjak Ayah dan ibunya meninggal, ia diasuh oleh kakek dan nenek dari ibunya. Kakek dan neneknya sangat menyayangi Giselle sehingga walaupun Giselle seorang yatim piatu, namun ia tak pernah kekurangan kasih sayang. Namun, Hal tersebut lah yang membuat hubungan dengan adik kecilnya renggang. Adik Giselle Ella, sangat membecinya. Ella diasuh oleh kakek dan nenek dari Ayahnya yang serba kekurangan dan mendidiknya dengan keras. Sehingga ketika Ella sudah mulai besar ia suka memberontak dan mulai salah pergaulan. Hal tersebut membuat kakek dan neneknya menyerahkan Ella kepada Giselle ketika Giselle sudah bekerja. Akankah Giselle mampu untuk menghadapi dan mendidik adik kecilnya itu agar kembali ke jalan yang benar? Dan bagaimana kisah percintaan dari seorang Giselle? Happy reading!!

Seperti nama nya, Ini tentang dia yang penuh kesedihan. Hujan, dan Airmata. namun sayang tak berasa, Gadis itu tak mengerti apa itu emosi. Hingga tanpa sadar jantung nya berdegup kencang, mata nya perih, lambat laun air merembas membasahi pipi. Lantas Hujan bertanya apakah ia menangis?

Karena satu tangisan, si bungsu kehilangan orang tuanya dan dijauhi tujuh kakaknya. Kini, ia tumbuh dalam bayang-bayang luka, kesalahan, dan keluarga yang hancur.

Cara Chiquita dan Pharita menunjukkan kasih sayang mereka, sangatlah berbeda. Jika Pharita selalu mengungkapkan dengan kata-kata, Chiquita selalu gengsi menyebutkannya. Tapi bukan berarti Chiquita tidak menyayangi Pharita. Hanya saja, sulit untuk mengungkapkan hal itu. Terlebih sejak memasuki kuliah, mereka berdua memiliki kehidupan yang berbeda. Hanya Tuhan dan Chiquita yang tahu seberapa dia sebenarnya sangat menyayangi Pharita meski keadaan sudah tidak sama seperti dulu lagi.

Because here's my happiness...

Lewat Program Pemulihan Mandiri di Rumah Delapan, orang-orang dengan luka emosional dipertemukan untuk hidup bersama dan mencoba pulih. Namun, tidak ada yang mudah dari tinggal dengan orang asing yang tenggelam dalam lukanya masing-masing. Rasa canggung, penolakan, dan tatapan yang tak selalu ramah memenuhi seisi rumah ini. Seperti tetesan air yang perlahan mengikis batu, bisakah pertemuan-pertemuan kecil itu meruntuhkan dinding yang mereka bangun sendiri? Tak ada yang pasti, tapi dalam diam, Rumah Delapan akan menjadi saksi.

Setelah kehilangan kedua orang tua mereka, tujuh saudara perempuan harus bertahan dalam kesederhanaan, saling menggenggam erat satu sama lain. Bagi keenam kakaknya, si bungsu Chiquita adalah cahaya kecil yang membuat mereka tetap kuat. Namun, Chiquita justru merasa dirinya hanya beban, terutama dengan penyakitnya yang membuat mereka terus mengkhawatirkannya. Sementara kakak kakaknya berusaha melindunginya, Chiquita perlahan menarik diri, terjebak dalam rasa tidak pantas untuk dicintai. Di tengah perjuangan mereka, bisakah Chiquita menyadari bahwa dia adalah bagian berharga dari keluarga ini... bukan karena kelemahannya, tetapi karena dirinya sendiri?

"Bisa berhenti ngelakuin kenakalan yang bisa berimbas ke gue? Kelakuan lo selama ini yang bikin gue menyesalkan kelahiran lo, asal lo tau." "Itu resiko lo sendiri, dan gue nggak peduli." © Girlyanaa