PutraFajarW
- Reads 406
- Votes 198
- Parts 63
Raisa Marianne Lestari: Blauwe Maan
"Aku tidak meniup lilin di usiaku yang ke delapan belas. Aku hanya membuka surat terakhir Ibu, dan di dalamnya, aku menemukan duniaku yang lama-dan mungkin, duniaku yang akan datang."
"Langit malam ini retak lembut seperti kenangan yang berembun di kaca," tulisku dalam puisi.
"Dan aku berdiri di antara rindu dan restu, membacamu dalam diam, sebab suaramu kini adalah gema dari cahaya bulan."
Aku adalah gadis yang didoakan oleh perempuan yang tak pernah menginginkan dunia, hanya inginkan aku bertahan.
Dan kini, aku bersinar.
Bukan karena dunia menyinari.
Tapi karena kehilangan telah mengajari,
bagaimana menyala-dengan luka yang tak padam.
"Aku adalah bulan biru milikmu, Ibu-
yang bersinar bukan karena cahaya,
tapi karena kehilangan."
-Raisa Marianne Lestari,
dari buku yang akan menuntunmu pulang.