Berpikir kritis adalah sebuah kemampuan yang dibutuhkan oleh manusia agar dapat mengembangkan dirinya. Namun Bagaimana bila seseorang berpikir kritis mengenai agama dan eksistensi Tuhan? Apakah pemikiran kritisnya akan membuat iman manusia itu makin kuat mengenai keberadaan Tuhan, atau justru membuat manusia itu tidak mempercayai keberadaan Tuhan? Muhammad Fajar Malik, seorang remaja yang memilih untuk menjadi seorang nihilis dan skeptis terhadap berbagai hal, termasuk agama dan eksistensi Tuhan, menjalani hidupnya di negara Indonesia, negara yang mayoritas masyarakatnya terikat erat dengan agama dan kepercayaan pada Tuhan. Kisah masa lalu kelamnya, pembullyan yang ia alami, pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab, membuat dia mempertanyakan mengenai keberadaan Tuhan. Hingga pada suatu hari, dia bertemu dengan seorang siswa pindahan di kelasnya yang bernama Ahmad. Pertemuannya dengan Ahmad inilah yang merubah takdir hidupnya. Melalui Ahmad, dia bisa mengenal dan memahami mengenai sang pencipta alam semesta. Seperti Apakah perjalanan spiritual Fajar dalam mengenal Tuhan? Temukan dalam cerita Teologi Dialektika. "Tuhan itu sama kayak hantu, sama-sama nggak ada." Muhammad Fajar Malik. "jangan terlalu materialis dalam memandang dunia, coba lihat dari sudut pandang yang berbeda." Ahmad Fauzi Rabbani. Peristiwa, nama, tempat, semuanya murni karangan author. Jika terdapat kesamaan di real live, Itu adalah sebuah kebetulan dan bukan kesengajaan. Mohon untuk tidak mempelagiat cerita ini, karena setiap orang memiliki kemampuan untuk berimajinasi dan membuat ceritanya sendiri. Hargai kerja keras author yang sudah membuat cerita ini dan hargailah kemampuan diri sendiri dalam mengarang cerita. Percaya diri lah dengan kemampuanmu, karena kemampuanmu dapat menciptakan karya yang berharga.

Biografi seorang filsafat dari yunani kuno, mulai biografi hingga hasil karyanya yang mempengaruhi kehidupan dunia...

"Brain is Filsafat" adalah frasa yang dapat diartikan sebagai sebuah konsep yang menggabungkan ide bahwa otak (brain) adalah pusat dari segala aktivitas berpikir, perenungan, dan penalaran yang mendalam yakni inti dari filsafat. Filsafat sendiri adalah disiplin ilmu yang mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, moralitas, dan realitas. Dengan frasa ini, dapat dipahami bahwa semua bentuk filsafat atau pemikiran filosofis berakar pada fungsi otak manusia. Otaklah yang memungkinkan kita untuk berpikir kritis, merenung, dan membentuk konsep-konsep filosofis. Oleh karena itu, "Brain is Filsafat" bisa dipahami sebagai ungkapan yang menekankan pentingnya peran otak dalam pengembangan ide-ide filosofis serta penjelajahan intelektual.

Juang diskusi

apa jadinya, jika hampir semua orang lebih memilih menghindari menyelesaikan persoalan utama kehidupan dan lebih memilih hidup tenang dan kepura-puraan yang disepakati? lalu, kapan akan ada akhir? kapan ulangan akan berhenti?

Dalam novel epik ini, "Kedisiplinan Masa Muda: Jejak Kesuksesan dan Inovasi," pembaca diajak untuk menjelajahi perjalanan hidup tiga tokoh utama: Adrian, Riana, dan Leo. Cerita ini tidak hanya mengisahkan kisah kesuksesan pribadi mereka, tetapi juga perjalanan mereka dalam menciptakan perubahan positif di dunia. Sinopsis: Novel ini dimulai dengan kekecewaan seorang anak pada ayahnya yang tidak adil. Dari sinilah, kita mengikuti perjalanan si anak, Adrian, yang bersumpah untuk membuktikan dirinya tanpa bantuan ayahnya. Namun, cerita tidak berhenti pada pengalaman pribadi Adrian; melainkan memperkenalkan kita pada Riana, seorang gadis yang kesepian dan berjuang, serta Leo, seorang pemuda yang menemukan inspirasi dari perjalanan hidup Adrian. Dengan keunikan masing-masing, tiga tokoh ini menghadapi tantangan dan rintangan, tetapi kedisiplinan mereka membawa mereka menuju kesuksesan. Adrian, sebagai mentor, membimbing Riana dan Leo melalui perjalanan yang melibatkan kegigihan, inovasi, dan dedikasi. Puncak kisah ini terletak pada proyek revolusioner yang melibatkan solusi inovatif untuk tantangan global. Kedisiplinan tidak hanya diterapkan dalam manajemen waktu, tetapi juga dalam berpikir kreatif dan mengatasi ketidakpastian. Tim yang solid, Adrian, Riana, dan Leo, meraih keberhasilan luar biasa dan menciptakan dampak positif yang meluas. Dalam cerita ini, pembaca akan menemukan inspirasi, motivasi, dan pelajaran hidup tentang arti sejati dari kedisiplinan. Novel ini membawa kita pada petualangan emosional yang penuh dengan keberhasilan, tantangan, dan revolusi inovatif yang membentuk takdir para tokohnya serta mewujudkan warisan kesuksesan dan inovasi.

Bangsa Indonesia yang sejati dari dulu sampai sekarang masih tetap menjadi budak belian yang penurut, bulan-bulanan dari perampok-perampok bangsa asing. Bangsa Indonesia yang sejati belum mempunyai riwayat sendiri selain perbudakan. Hanya aksi massa yang bisa membebaskannya... Ditulis oleh Tan Malaka pada tahun 1926 di Singapura. Sumber: Diambil dari buku "Aksi Massa" terbitan Teplok Press, 2000. Diambil dari Marxist.org Diunggah kesini untuk tujuan pendidikan.

Perempuan revolusi adalah kata yang identik dengan perempuan yang merubah dan melawan segala bentuk penindasan, tapi definisiku bukanlah definisi yang mengarah kepada hal perlawanan. perempuan revolusi yang aku maksud adalah perempuan yang merubah ku dari bajingan menjadi laki-laki yang ingin memperbaiki segala macam keburukan yang berada dalam diri ini. Memang cinta itu terkadang aneh,kadang menyakiti ,bisa juga merubah berbagai keburukan,apakah hal seperti itu bisa dikatakan cinta atau hanya nafsu belaka entah akupun tak tau. Namun karena adanya cinta bisa merubah sikap yang tak bermoral menjadi bermoral itulah aku laki-laki bajingan yang bisa luluh oleh cinta Perempuan yang bisa merubah seorang panglima perangnya anak sekolah berwajah polos ternyata sadis tak berperasaan, ya sebut saja aku andi seorang anak smp yang tak sengaja menjadi ketua kumpulan anak bermasalah disekolah. Engkau adalah wanita yang kecantikannya membuat semua orang terpesona, wajahmu Indah bagaikan rembulan yang menyinari malam. Membahagiakan ketika dipandang, Meneduhkan hati yang sedang kekeringan. Namun apa daya aku hanya lelaki biasa yang bisa mencintaimu namun tidak bisa memilikimu, karena diri ini sadar tak pantas untuk bersama denganmu , jangankan untuk memilikimu, mencintaimu saja sudah suatu keberanian dalam hidup ku Biarkanlah aku mati di koyak-koyak rasa ini karena sangat mencintaimu wahai perempuan revolusi ku, jika tanpa hadirnya dirimu di kehidupan ku, aku tidak akan pernah berubah.

| Fiksi Ilmiah | Petualangan | Aksi | "Aku ini masih kecil. Dan kalian memintaku untuk menyelamatkan dunia?!" "Kurasa itu sangat lucu karena harus meminta bantuan anak kecil untuk masalah sebesar ini. Apa orang dewasa sekarang sepayah itu?" Atsa Remanka harus memecahkan fenomena aneh mengenai dirinya yang bermimpi menjadi seseorang di masa lalu, tepatnya saat perang dunia keempat. Dia kembali menjadi seorang wanita yang hidup di saat masa Revolusi. Apa yang akan ia temukan dalam fenomena ini? Apakah ini semua hanya sebuah keberuntungan dari sebuah probabilitas atau memang takdir yang memaksanya memecahkan semua misteri ini? Dan ketika kematian juga ikut berperan di dalamnya. Mampukah ia menahan beratnya beban yang diberikan oleh kematian. Part 1 Past: Ch 01 - 15 Part 2 Present: Ch 16 - 25 Part 3 Future: Ch 26 - 36 *** PERINGATAN! [-] Dalam cerita ini akan berpindah-pindah Point of View (POV). [-] Pergantian POV akan di tandai dengan nama tokoh yang yang diampit garis vertikal (|). Contoh: | ATSA | atau | RYUKA |, dll. [-] Penanda POV akan diberikan di awal cerita untuk memudahkan pembaca, tetapi ada kemungkinan di tengah chapter POV ini akan berubah. *** Semua yang tertulis di sini merupakan buah pikir dan ide gila yang muncul dari otak penulis dan hanya fiksi belaka. Dimohon untuk bijak dalam mengolah segala informasi yang terkandung dalam cerita ini. Aku hanya penulis kecil yang sangat menikmati rasa antusias saat mengeksplorasi sebuah imajinasi dan Revolusioner merupakan buah hasil dari usahaku untuk menuangkan semua imajinasi ini menjadi sebuah narasi. Highest rangking: #1 in Revolusi (28/01/2022, 29/01/2022, and many more) #1 in Revolusioner (29/01/2022) #11 in Waktu (Desember 2021) The photo on the cover by Warren Wong on Unsplash. Edit by me.