driandy
"Bos, lo lihat cowok itu nggak?" tanya salah satu anak buahnya dengan nada penasaran, matanya menyipit saat melihat ke arah Kaylen yang duduk sendiri di sudut kantin. Althan hanya menatap dengan kosong, tak memperlihatkan tanda-tanda ketertarikan atau emosi.
"Terus?" jawab Althan datar, suaranya menunjukkan kebosanan, seolah apa yang dikatakan anak buahnya tidak berarti apa-apa.
"Ya, cium dong, sebagai dare lo," ujarnya sambil tertawa, diikuti oleh suara tawa riuh dan sorakan anak buah lainnya yang merasa ide tersebut sangat menarik.
"Hahaha anjay, ide lu gila banget! Gue setuju, deh. Penasaran gue, reaksi dia gimana kalau lo cium dia? Ngakak banget gak sih," lanjut seorang temannya, sambil tertawa keras, membuat suasana semakin riuh.
Althan terdiam, tak menunjukkan reaksi. Namun, dalam hati ada sesuatu yang menggoda-sebuah tantangan yang tidak bisa dia abaikan begitu saja. Tanpa kata-kata, Althan berdiri dengan mantap, meninggalkan tempat duduknya dan berjalan dengan langkah pasti menuju Kaylen yang sedang duduk tak jauh dari sana. Dengan gerakan cepat, Althan mencium bibir Kaylen tanpa peringatan.
Kaylen yang terkejut, sama sekali tidak siap, langsung menampar wajah Althan dengan keras. Kantin yang tadinya ramai dengan tawa mendadak hening, semua mata tertuju pada mereka berdua. Kaylen hanya bisa menatap Althan dengan mata lebar, bingung dan cemas, sementara Althan berdiri diam, tatapannya tetap kosong, meski ada sesuatu yang samar di matanya-entah itu amarah, atau mungkin rasa tertarik yang perlahan muncul.