Milk Vosbein adalah manusia yang hidupnya persis seperti denah kota yang ia rancang: terstruktur, efisien, dan monokromatik. Sebagai ahli tata kota jenius, ia percaya pada keteraturan, garis lurus, dan data. Apartemennya minimalis, jadwalnya terorganisir per menit, dan impian terbesarnya adalah membangun ruang publik yang "sempurna". Satu-satunya hal yang tidak teratur dalam hidupnya adalah kenangan hangat tentang sahabat masa kecilnya yang aneh dan cemerlang, Love. Love, sesuai namanya, seharusnya romantis, namun ia lebih intim dengan bongkahan es berusia ribuan tahun daripada manusia. Sebagai peneliti glasiologi, ia baru saja kembali ke Jakarta setelah ekspedisi panjang di kutub. Dunianya adalah tentang petualangan, ketidakpastian alam, dan jaket tebal. Ia berjiwa bebas, sedikit ceroboh, dan membawa pulang separuh peralatan lapangannya, termasuk sebuah bor inti es yang ia beri nama "Gula". Keduanya terpisah sejak remaja untuk mengejar cita-cita mereka, berbekal sebuah janji konyol: Milk akan membangun kota terhebat di dunia, dan Love akan membangun istana es di tengahnya.