Jiwoo as Pengajar Bahasa Inggris, Carmen as Murid. Genre KomedixRomance. Mohon Patuhi Aturan Saya, Dilarang Keras Komen, dan lain sebagainya. kalau mau baca-baca aja. jangan meninggalkan jejak apapun, karena nanti jadi Dosa Jariyah buat author. dosa author udah banyak (tapi masih banyak dosa bahlul), tolong jangan ditambahin. TerimaGajih.

Tujuh setengah hari adalah Jiwoo dan Carmen menghabiskan waktu bersama. • • • [ Cawooz : Jiwoo x Carmen ] ❗WARN, GxG❗ - ⊰⁠⊹ฺ start : 01-12-2025. - ⊰⁠⊹ฺ end : -

Choi Reumen, siswa pindahan berdarah Indonesia-Korea dari Amerika, memulai babak barunya di Daehan High School, sebuah sekolah elit di Seoul. Ia disambut oleh teman-teman multinasionalnya yang ramah, termasuk Roh Anan, Stella Kim, Pharita Lee dan teman sebangkunya yang ceria, Jung Ian. Namun, ketenangan Reumen terusik saat ia secara tak sengaja berhadapan dengan Choi Jiwoo, putri konglomerat yang anggun, sempurna, dan tak tersentuh-simbol keagungan sekaligus kekuasaan di sekolah itu. Setelah insiden kecil di koridor, I An memperingatkan Reumen tentang "aturan tak tertulis" yang mengelilingi Jiwoo. Di sisi lain, Jiwoo yang terbiasa dihormati dan ditakuti, justru merasa tertantang oleh tatapan tulus dan senyum tanpa rasa takut dari Reumen. Ketertarikan Jiwoo dengan cepat berubah menjad hasrat untuk menguasai.

Sekretaris + bos sok judes + bocah clingy = selamat datang di hidup Carmen yang nggak pernah normal. #bxg

Jiwoo selalu percaya bahwa cinta adalah tentang menemukan orang yang tepat. Namun, pertemuannya dengan Carmen menyadarkannya bahwa ada variabel lain yang jauh lebih kejam: Waktu. Carmen datang di saat Jiwoo sedang berjuang menyatukan kepingan hidupnya yang berantakan. Di antara tawa di kafe kecil, obrolan larut malam, dan tatapan yang sulit diartikan, mereka menyadari ada getaran yang tak seharusnya ada. Namun, tanggung jawab, ambisi masa muda, dan kehadiran orang-orang di masa lalu-Yuha yang posesif hingga Ian yang selalu ada-membuat segalanya menjadi rumit. Apakah cinta cukup untuk mengalahkan waktu? Ataukah mereka memang ditakdirkan untuk saling mengenal hanya untuk saling melepaskan? "Seandainya kita bertemu sedikit lebih lambat, saat dunia tidak begitu bising, mungkin akhirnya akan berbeda." ⚠️WARNING⚠️ AREA GXG BAGI YANG GAK SUKA BISA SKIP🚫 ANGST: ??? 🔞?: 5% Bahasa: Lumayan baku BY: BUNNYCHANII

Jiwoo.. leader kaku yang cuma ngomong kalo perlu, matanya gerak lebih cepat dari tindakan. Dia itu nahan, banget. Hati hati dalam bertindak, tapi entah kenapa.. dorongan dari dalam dirinya meronta ronta hingga di beberapa waktu, tindakannya mendahului pikirannya. Terlalu cepat, mungkin refleks? atau nyaman? Carmen, dia terlalu lembut, terlalu perhatian, terlalu keibuan untuk membernya. Semua orang sadar itu, bahkan untuk manusia keras dan gengsi seperti Jiwoo, bisa merasakannya. Enam lainnya hadir dengan cara yang lebih sederhana. Tawa yang terlalu keras di pagi hari, keluhan sepele yang diulang tanpa sadar, dan kebiasaan mengerubungi satu sama lain begitu saja. Mereka hidup di momen momen kecil. Saling jail di dorm, berbagi camilan tanpa izin, ribut soal hal remeh lalu lupa beberapa menit kemudian. Tidak ada yang benar benar dominan, tidak juga tenggelam. Mereka hanya ada. Menjadi pengisi ruang, penyeimbang, dan alasan kenapa keheningan Jiwoo tidak pernah benar benar sunyi, dan kelembutan Carmen selalu punya tempat untuk jatuh. not gl, just slightly romance. Friendship over everything

Di balik ruang latihan yang dingin dan jadwal yang tak pernah memberi ampun, delapan trainee belajar bertahan-bukan hanya dari lelah, tapi dari diri mereka sendiri. Jiwoo terbiasa hidup dalam keheningan. Disiplin, jarak, dan kontrol adalah caranya bertahan. Ia percaya bahwa mimpi hanya bisa dicapai dengan menyingkirkan hal-hal yang tidak perlu-termasuk perasaan. Sementara Carmen adalah kebalikannya. Ramah, random, terlalu jujur dalam mengekspresikan lelah dan tawa. Di tengah tekanan trainee life, ia tetap membawa kebisingan kecil yang membuat ruang terasa lebih hidup-meski sering dianggap mengganggu. Mereka dipertemukan bukan oleh takdir romantis, melainkan oleh latihan panjang, kamar asrama sempit, dan mimpi yang sama: debut. Saat keheningan Jiwoo mulai retak oleh kehadiran Carmen, dan kebisingan Carmen menemukan tempat aman di dekat Jiwoo, batas antara profesionalitas dan perasaan perlahan memudar. Di antara suara hitungan, tawa tengah malam, dan langkah yang hampir menyerah, satu pertanyaan muncul: > Apakah mimpi yang sama selalu harus ditempuh sendirian? Sebuah kisah tentang anak muda, kelelahan, persahabatan, dan cinta yang tumbuh pelan- di ruang yang dingin, dengan suara-suara yang menghangatkan.

Fanfiction WooMen (Jiwoo x Carmen) Note : Cerita ini cuma fiksi belaka, jadi bijaklah dalam membaca. Sinopsis: Kisah Cinta dan persahabatan antara dua gadis yang berbeda dari segala aspek, Carmen yang ceria dan penuh dengan kehangatan serta Jiwoo yang punya sejuta kekelaman dalam hidupnya, Carmen yang berasal dari negeri seberang tanpa sengaja berjumpa dengan Jiwoo sosok pribadi yang dingin dan kelam dengan sejuta permasalahan yang ia tampung pada pundaknya, seiring semuanya berjalan, Carmen terus-menerus ada di setiap permasalahan dan kisah kelam yang Jiwoo hadapi, sehingga keduanya pun menjadi cukup dekat bahkan secara perasaan. KARAKTER UTAMA: Nyoman Ayu Carmenita : gadis berparas cantik dengan sejuta keceriaan dan kehangatan yang terpancar dari dirinya, suatu hari ia harus pindah dari negara asalnya untuk melanjutkan pendidikannya di sebuah sekolah Elite yang bertempat di Korea Selatan. Choi Jiwoo : gadis berparas cantik dengan rambut bondol dan tatapan mata yang selalu tajam, ia adalah seorang ketua Osis di sekolahnya, semuanya menuntut kesempurnaan dari Jiwoo bahkan saat tak ada yang tahu sebesar dan seberat apa beban yang ia hadapi setiap detik dalam hidupnya, kurangnya perhatian dari pihak luar maupun orang terdekatnya, membuat Jiwoo menjadi pribadi yang tertutup dan cenderung defendsif terhadap siapapun itu, sehingga dia yang menjabat sebagai Ketua Osis pun malah dijauhi dan dikucilkan di lingkungan sekolanya.

Jiwoo mengira kehidupannya sebagai kepala peneliti di laboratorium pribadi akan terus berjalan stabil, penuh angka, hipotesis, dan eksperimen yang bisa dikontrol. Tapi semua berubah ketika spesimen alien yang ia teliti berevolusi menjadi perempuan humanoid yang menerjangnya tanpa peringatan seperti anak anjing menemukan induknya. Belum sempat Jiwoo memproses kekacauan itu, datang satu lagi makhluk asing yang entah bagaimana melakukan imprint ke Yuha-rekan kerjanya punya ego setinggi gedung Burj Khalifa. Kini, lab yang dulunya steril dan sunyi berubah menjadi sarang kekacauan. Dua humanoid clueless berkeliaran dengan rasa ingin tahu tak terbendung, nyaris tidak mengenal konsep privasi, harus diajari segalanya dari nol, mulai dari makan yang benar, bicara tanpa menirukan suara Google Translate, hingga... memahami emosi mereka sendiri. Di tengah kekacauan domestik, eksperimen ilmiah perlahan berubah jadi pelajaran tentang kemanusiaan dan cinta yang belum pernah tercatat dalam jurnal akademik mana pun.

Carmen, jiwoo , nikah kontrak?