Tentang seseorang yang ruang hatinya kosong. Sibuk mencari jati diri-bukan untuk terlihat keren tapi agar paham, paham mengenai dirinya sendiri. Mencari bagian yang hilang, sosok samar di masa kecil yang hanya bisa ia jumpai dalam sebuah cerita. Kini ia mencarinya, lewat potongan-potongan kehidupan di kenangan usang. Bukan untuk mengutarakan amarahnya, tapi untuk mengerti, mendapat jawaban kenapa hatinya selalu terasa setengah. Sementara seorang Ibu khawatir karena langkah jauh anaknya. Mendorongnya ke arah pernikahan, katanya agar hidup terasa tidak ngambang. Padahal yang ia inginkan hanya kejujuran. Tapi di tengah perjalanan itu, hatinya juga ikut kacau. Dia berada di persimpangan. Ada pasangan yang selama 4 tahun selalu konsisten hadir menopang bahagianya, sedihnya juga bimbangnya. Di sisi lain, mantan. Cinta pertama yang kembali hadir membawa warna di tengah hubungan yang nyaris kandas.

-Kala hadirmu, mendatangkan lara- ________________________________ Namanya Capella Auriga, gadis tengil dengan berbagai kelakuan yang membuat siapapun sebal. Karakternya yang berbeda dari cewek-cewek lain itu mampu menggetarkan dua hati laki-laki secara bersamaan. Abra dan Bara, si Ketua Osis dan si pemimpin Geng Cygnus. Dua laki-laki dengan kepribadian berbeda, namun mencintai orang yang sama. Mereka memiliki cara yang berbeda dalam mencintai seseorang. Abra dengan perasaan diam-diam mencintai. Dan Bara dengan ke bar-bar-an dalam mencintai. Namun, sadarkah mereka jika Capella Auriga adalah ancaman terbesar bagi keduanya? ________________________________ Amazing cover by Sofianna Candra Start : 14 April 2021 Finish :

Di bawah langit yang luas, ada dua jiwa yang berjalan di jalan berbeda, namun selalu saling mencari. Aurora memulai harinya dengan harapan, cahayanya lembut membangkitkan dunia dari tidur. Sedang Auriga adalah senja yang mengakhiri hari dengan keheningan, menyembunyikan segala kepedihan di balik gelap Mereka hidup di dunia yang berbeda. Namun, ada satu hal yang selalu menyatukan mereka: langit. Di bawah langit yang sama, mereka saling menatap dan berjanji. Tapi peduli sejauh apa pun jarak, setinggi apa pun tembok yang memisahkan, selama masih ada langit, mereka akan tetap terhubung.