jingga_99i
- Reads 398
- Votes 72
- Parts 11
"Frung!" suara Kael terdengar dari luar kamar, tegas namun santai.
Dengan langkah berat, Frung menyeret kakinya menuju pintu dan membukanya. Raut wajahnya jelas menunjukkan frustasi yang tak lagi bisa disembunyikan.
"Apa?" tanyanya ketus, menatap Kael yang berdiri di ambang pintu dengan senyum tipis.
Kael menatap adiknya sebentar, lalu berkata ringan, "Abang nitip Ssongjet di kamar kamu, ya."
Satu kalimat. Hanya satu kalimat, namun cukup untuk membuat mata Frung membulat sempurna.
Apa yang dimaksud Kakaknya?
Dari semua kemungkinan yang bisa terjadi hari itu, berbagi kamar dengan Ssongjet, calon kakak ipar yang paling menyebalkan jelas bukan satu di antaranya. Atau bahkan hal itu masuk kedalam daftar mimpi buruk baginya.
Kael seharusnya tahu kalau dia dan Ssongjet ibarat kucing dan anjing. Tidak pernah akur dan selalu saling menyindir.
Tapi entah apa yang ada di pikiran kakaknya saat ini. Dengan santainya, dia menitipkan Ssongjet ke kamar Frung, seolah dua musuh bebuyutan itu akan saling membacakan puisi sebelum tidur.
Dan yang paling Frung sayangkan adalah diamnya Ssongjet saat tau dia akan satu kamar dengannya! Apa yang Ssongjet pikirkan, seharusnya dia juga ikut menolak BUKAN MALAH DIAM!