Serangin
- Reads 320
- Votes 130
- Parts 9
P.S: Tolong jangan copy, ya.
Aku (penulis) publish ini karena ingin mengabadikan karyaku yang aku tulis di umurku yang saat itu masih 10 tahun.
Boleh beri aku saran, pendapat, atau kritik. Tapi maaf, untuk semua bab dari cerita ini tidak akan aku ganggu gugat lagi tentang perubahannya. Karena niatku hanya untuk menunjukkan pikiran asli seorang gadis kecil yang masih sering memaksaku untuk tidak menghapusnya. Dan sekali saja... Aku tidak salah, kan, kalau memilih untuk berusaha memperlihatkan pada dunia?
Di mulai dari Sang Penulis yang terus-terusan berbicara dengan pensil dan kertasnya, meskipun dunia memberinya pertunjukan antara dirinya dan orang-orang yang pernah ia sayang.
Sang Bulan muak padanya. Yang jelas, dia adalah bagian dari Sang Penulis.
Mungkin, orang-orang paling tidak menyukai kesedihan. Namun, Sang Matahari dan Sang Bulan selalu menginginkan kesedihan. Bukan karena apa. "Terlalu hampa hidupnya tanpa perasaan yang membuat dada sesak itu," kata Sang Penulis.
Sang Bulan selalu menyalahkan Sang Matahari, dan Sang Matahari hanya bisa menahan diri untuk tidak ikut melawan karena ada sedikit ketakutan yang mengikat dirinya.
Sang Penulis memiliki ikatan darah dengan si bocah kurang kasih sayang, itu julukan yang diberi Sang Bulan karena bocah itu selalu mendamba dan mengemis kasih sayang.
Mereka mempunyai suatu tujuan: menguasai Sang Penulis. Mereka adalah bagian dari Sang Penulis, dan salah satu dari Sang Bulan ataupun Sang Matahari harus bisa mengendalikan Sang Penulis dengan sepenuhnya. Ada kala mereka bertemu dengan Sang Bintang, seseorang yang terjebak dalam kurungan bernama masa lalu.
Siapa yang bisa sepenuhnya mengendalikan Sang Penulis? Dan siapa yang setidaknya bisa membuat Sang Bintang diam sebentar untuk menatap masa sekarang?