Tujuh jiwa. Tiga dunia. Satu garis waktu yang hancur. Azfer, Vion, Yezekael, Azelvin, Albert, Zevandro, dan Leonard-tujuh orang yang tak seharusnya mengenal satu sama lain. Namun takdir memutar ulang waktu dan menautkan mereka di setiap kelahiran yang berbeda. Mereka pernah hidup sebagai manusia biasa di dunia modern, lalu terlempar ke dunia kerajaan di mana sihir dan darah bangsawan menentukan hidup dan mati. Di sana, mereka menjadi pilar-pilar takhta yang berjuang mempertahankan kerajaan dari kehancuran. Tapi ketika dunia itu runtuh, mereka kembali bereinkarnasi-ke masa depan tahun 2045, di mana teknologi telah menembus batas realitas dan waktu. Namun sesuatu salah. Waktu mulai retak, dan masa lalu mereka yang seharusnya terkubur perlahan bangkit kembali. Satu demi satu, ingatan tentang dua kehidupan sebelumnya muncul, bersama sebuah nama yang menggetarkan dunia: Chronos Reign-sumber kekuatan yang bisa memutar ulang sejarah atau menghancurkan seluruh garis waktu. Sekarang, ketujuhnya harus memilih: menjadi penguasa waktu... atau budaknya selamanya. Selamat Membaca

Di Ravenereas Academia, setiap murid lahir dengan kekuatan unik yang menentukan masa depan mereka. Namun, tidak semua mampu menguasainya-mereka yang gagal akan terbuang ke kelas buangan. Zeravian Eliranze Nordanse dan Zeira Evangeline Elune, pewaris keluarga terpandang, justru menyimpan rahasia besar. Identitasnya selalu ditutupi oleh orang tuanya demi alasan keamanan. Terperangkap dalam bayangan keluarga dan stigma akademi, Zeravian dan Zeira bertekad mencari kebenaran di balik siapa dirinya sebenarnya-dan alasan mengapa ia harus disembunyikan. Selamat Membaca!

Arkana Rajevan Adiputra, anak bungsu dari enam bersaudara, tumbuh dengan tatapan asing dari keluarganya sendiri. Sejak kecil, ia terbiasa hidup di tengah dinginnya jarak, hanya ditemani rasa bersalah yang tidak pernah ia pahami sepenuhnya. Rumah tua keluarganya masih berdiri, menyimpan jejak masa lalu yang enggan hilang. Bagi saudara-saudaranya, rumah itu hanyalah sisa luka yang sebaiknya ditinggalkan. Namun bagi Arkan, ada sesuatu yang tidak selesai di sana-sesuatu yang seolah menunggunya kembali. Ketika suara-suara masa lalu mulai hadir dalam mimpinya, Arkan merasakan panggilan yang semakin kuat. Rumah itu bukan sekadar bangunan, melainkan ruang yang menyimpan jawaban. Dan semakin ia mendekat, semakin ia menyadari: beberapa pintu hanya bisa dibuka oleh mereka yang berani menanggung akibatnya. Rumah itu masih menunggunya. Entah untuk menyembuhkan... atau justru menelan dirinya selamanya. Selamat Membaca

Cerita ini adalah jembatan tipis antara fiksi dan kenyataan. Beberapa bagian mungkin terdengar akrab, seperti potongan sejarah yang pernah kita pelajari, atau isu-isu negara yang sesekali muncul ke permukaan. Namun seluruh perjalanan tokoh utama, nama-nama, dan peristiwa yang ia alami-sepenuhnya adalah hasil rekaan dan imajinasi. Bukan berarti semuanya tidak nyata. Sebab terkadang, fiksi menyimpan lebih banyak kebenaran dibanding berita yang terpampang di halaman depan koran. Arsip adalah ingatan. Dan ketika arsip itu hilang, siapa yang berani mengingatkannya kembali? Di sinilah cerita ini dimulai. Sebuah pencarian. Sebuah teka-teki. Dan mungkin, sebuah peringatan. Selamat membaca!

"Ayah!" "Ayah kenapa Ell suka tersesat di hari yang sama mulu sih?!" "Ell capek tau harus hadapin dunia yang keras ini..." "Ell rindu sosok ayah..." "Ell cape yah.." Selamat Membaca!

"Kalau aku mati malam ini, apa pikiranku juga ikut mati? Apa dunia yang kubangun di dalam kepala ini akan terkubur bersama dagingku?" Alaska Zevallo Danarja tak pernah benar-benar hidup di dunia ini. Tubuhnya ada, tetapi pikirannya selalu melaut-menyusuri kerajaan-kerajaan khayalan, percakapan politik ideal, dan skenario film yang tak pernah ditulis. Ia menyukai laut bukan karena birunya, tapi karena laut tak pernah menghakimi isi kepala siapa pun. Namun dunia nyata menuntut terlalu banyak. Waktu makin menipis, tubuhnya semakin sunyi, dan orang-orang menganggapnya "terlalu berbeda". Sebelum waktunya habis, Alaska ingin mewujudkan satu hal: membuktikan bahwa dunia dalam pikirannya juga layak disebut nyata. Tapi pertanyaannya tetap: Di mana duniaku dikuburkan, saat tak ada seorang pun percaya bahwa dunia itu pernah hidup? Selamat Membaca!

Satyagana Galang Dwipantara-atau Satya, begitu ia biasa dipanggil-dulu hanyalah siswa biasa dengan paru-paru yang terlalu rapuh untuk dunia yang terlalu kejam. Suatu serangan asma membuatnya koma selama dua tahun, membuat dunia terus berjalan tanpanya. Ketika akhirnya ia membuka mata, ia bukan hanya bangun dari tidur panjang, tapi juga dari kehidupan yang telah melupakannya. Tak ada ayah atau ibu yang menunggunya di rumah sakit. Hanya satu orang yang tetap ada di sana: tantenya, Revina Cahyrasti, seorang wanita kuat yang tak pernah menikah dan memilih merawat Satya seperti anak kandungnya sendiri. Ia kembali ke sekolah, namun bukan untuk melanjutkan, melainkan mengulang semuanya dari awal-di kelas sepuluh. Sementara teman-temannya kini mungkin sudah duduk di kelas dua belas, atau bahkan melupakannya. Satya mencoba memahami hidup yang memberinya kesempatan kedua, tapi dengan perasaan kosong dan waktu yang telah direbut. Ia tidak mati. Ia hanya tertidur. Tapi semua orang seolah sudah menguburnya lebih dulu. Selamat Membaca!

Zenorios kecil tidak tahu mengapa ia harus dititipkan ke rumah "Om dan Tante"-nya yang terlalu baik padanya. Ia diberi kamar, diberi nama keluarga, bahkan punya kakak sepupu bernama Xavieroz yang perlahan mulai hangat kepadanya. Tapi tetap saja, ada satu kalimat yang tak pernah ia lupa: "Kami ada urusan. Untuk baliknya... tidak tahu kapan." Dan sejak saat itu, Zenorios hanya bisa berpura-pura mengerti. Hingga suatu hari, di taman keluarga, ia bertemu seorang gadis kecil berambut pendek yang sedang makan permen dan duduk sendiri. Zenorios menyapanya, tanpa tahu bahwa pertemuan itu akan menjadi awal dari perubahan besar dalam hidupnya-dan satu-satunya kenangan manis yang membuatnya bertahan saat dunia mulai menghapus dirinya perlahan. Selamat Membaca!