RizwanAksara
Usianya baru 11 tahun, tapi Aqila Agatha Cassanova bukan anak biasa.
Diam-diam, ia adalah seorang ejen muda dari organisasi rahasia bernama Academy M.A.T.A.
Namun sang ayah tak tahu bahwa anaknya adalah ejen aktif. Ia hanya melihat putrinya sebagai anak yang lemah, ceroboh, dan terlalu banyak berkhayal.
Karena itulah, sang ayah memutuskan untuk mencari penjaga-tanpa pernah menyadari bahwa yang datang bukan sekadar penjaga biasa, melainkan empat ejen terhebat di M.A.T.A.
🔹 Zain - Ketua Teras Neuro
Ejen bertarung yang sengit, mampu membaca dan memprediksi pola perlawanan musuh dengan kecermatan luar biasa.
🔹 Djin - Ketua Teras Inviso
Memiliki kecepatan tinggi dan mampu mengeluarkan asap hitam saat bergerak cepat untuk menyembunyikan jejaknya.
🔹 Rizwan - Ejen Inviso
Menggunakan Sarung Tangan Titik Kontrol: sepasang sarung tangan canggih yang menciptakan goyangan mikro untuk melumpuhkan sistem saraf musuh.
Dilengkapi sinar laser di ujung jari, serangannya mampu menembus lapisan kain tebal tanpa hambatan.
🔹 Karya - Ejen Inviso
Dijuluki "Ejen Pesulap"
Ahli dalam ilusi dan hipnotis. Menggunakan trik kartu, cap, bahkan hewan sulap untuk mengelabui musuh.
Ia membawa pedang pertunjukan yang telah dimodifikasi-ringan, kuat, dan mematikan.
---
"APA PAPI GILA?! Aku gak butuh penjaga! Aku udah besar! Aku bisa jaga diri sendiri!"
teriak Aqila, suaranya naik dua oktaf.
Ibunya langsung menegur, "Jaga ucapanmu, Aqila. Mereka tamu."
Sementara sang Ayah berdiri tegak, sorot matanya serius.
"Keputusan sudah dibuat. Tidak bisa diubah lagi."
Aqila mendengus keras, memalingkan wajah dengan kesal.
Sementara keempat ejen hanya saling bertukar pandang singkat-ini bukan misi biasa.
Ini... akan jadi misi paling melelahkan yang pernah mereka jalani.