Starlight_Inaa
Elio, bocah 12 tahun, telah menghabiskan seluruh hidupnya di ranjang rumah sakit. Ia tidak tahu seperti apa rasanya bermain di bawah sinar matahari, menyentuh rumput yang basah, atau tertawa bersama teman-teman saat bel sekolah berbunyi. Baginya, dunia hanyalah ruang putih, obat yang pahit, dan suara mesin yang berdetak tanpa henti. Hidupnya diukur bukan dari musim, tapi dari bunyi mesin medis, jadwal minum obat, dan cahaya sore yang menembus tirai yang sunyi.
Elio punya satu kebiasaan kecil: menatap langit sore dari jendela besar di samping tempat tidurnya, seolah menunggu sesuatu-meskipun ia tak tahu mengapa. Hingga suatu sore, langit terlihat lebih indah dari biasanya-lembut, hangat, seolah memanggil. Dan ketika Elio tertidur sore itu, sesuatu yang tak bisa dijelaskan terjadi. Ia terbangun bukan di kamarnya... melainkan di sebuah taman langit, tempat awan mengambang seperti pulau-pulau permen kapas, dan bintang-bintang menggantung rendah seperti lentera emas. Segalanya melayang, hening, dan bercahaya. Di taman itu, Elio bertemu makhluk-makhluk ajaib seperti, Solum, penjaga angin yang bisa membisikkan tawa, Liora,seekor Kelinci ajaib bermata kaca dengan telinga panjang seperti pita bintang, dan Noqo, makhluk besar berbulu lebat berwarna biru malam, bertanduk lembut, dan punya mata bersinar hangat, yang tahu cara menciptakan mimpi dari bayangan kesedihan.
Makhluk-makhluk itu tidak hanya menemani Elio... mereka membawanya menjelajahi dunia impian, dan untuk pertama kalinya, Elio bisa merasakan: bermain, berlari, tertawa, bahkan menangis karena bahagia. Segala yang tidak pernah ia miliki di dunia nyata-semuanya hadir di negeri langit itu.
Tapi... benarkah dunia impian itu akan selamanya menerima Elio, atau justru menyembunyikan rahasia yang tak pernah ia duga?