CeritaFanG9K
Iqbal dan Abiyyu hanyalah dua bocah sepuluh tahun yang sering dipanggil si kecil berbakat. Tubuh mereka mungil, wajahnya bersih dan manis, senyumnya polos, tapi di lapangan basket mereka jadi pusat perhatian: gesit, cepat, penuh energi. Semua orang mengira rahasia mereka ada di latihan keras, tapi tak ada yang tahu kalau sesungguhnya rahasia itu lahir bukan di lapangan-melainkan di balik pintu kamar hotel, dalam sunyi, hanya mereka berdua.
Malam itu, setelah semifinal yang melelahkan, keduanya terbaring lemas di kasur. Lampu redup memantulkan cahaya ke kulit mungil mereka, napas masih terengah, rambut basah oleh keringat. Awalnya hanya rasa lelah... lalu pelan-pelan berubah jadi sesuatu yang lain. Tubuh terasa panas, jantung berdebar, dan ada getaran halus yang menjalar ketika bahu mereka saling bersentuhan.
Mereka menatap, terlalu lama untuk disebut kebetulan. Ada sesuatu di balik tatapan itu: rasa ingin tahu, rasa takut, tapi juga rasa yang membakar. Abiyyu yang biasanya hangat, tiba-tiba jadi lebih tenang, lebih mendekat. Iqbal yang maskulin, diam-diam membiarkan dirinya larut. Malam itu, dunia luar lenyap-yang ada hanya dua bocah kecil dengan rahasia yang tumbuh di antara mereka.
Hari-hari berikutnya, rahasia itu makin sulit disembunyikan. Otot-otot mungil mereka terbentuk lebih jelas, stamina mereka tak wajar, dan setiap kali orang menatap heran, jantung mereka makin berdegup. Sebab rahasia itu bukan hanya soal tubuh... tapi soal perasaan. Perasaan yang muncul setiap kali mereka berdua sendirian: di lorong hotel, di ruang ganti, bahkan di cermin kamar mandi.
Ada bisikan yang tak terucap, ada panas yang sulit dikendalikan. Kemenangan terasa hampa dibandingkan getaran intim yang mereka simpan rapat-rapat. Dan setiap kali mata mereka bertemu, pertanyaan itu muncul kembali: sampai kapan mereka bisa menahan semua ini, sebelum rahasia yang manis sekaligus berbahaya itu meledak?