FlybyAria
"We were poetry, written in pain and passion."
Cinta mereka seperti puisi-indah, tapi ditulis dengan tinta luka dan air mata.
Violet tidak pernah bermaksud jatuh cinta lagi, apalagi pada seseorang seperti Atlas-pria yang membuatnya percaya bahwa cinta bisa terasa aman. Tapi kenyataan tak seindah harapan; kehangatan perlahan berubah menjadi dingin, dan janji-janji manis berganti dengan keheningan yang menyakitkan.
"Aku mulai menikmati rasa sakit ini. Entah karena terbiasa, atau karena cinta ini yang membuatku buta.
Bersamanya, Violet belajar bahwa mencintai tidak selalu berarti memiliki. Ada waktu ketika cinta harus dibiarkan pergi, bahkan jika itu berarti kehilangan bagian dari dirinya sendiri.
Ia memutuskan untuk berjarak, bukan karena rasa itu hilang, tapi karena ia lelah menjadi satu-satunya yang berjuang dalam kisah yang tak lagi ingin ditulis bersama.
"Melepaskanmu itu sakit. Namun, bersamamu jauh lebih sakit."
Atlas pernah menjadi rumah yang ia cari, tapi rumah itu kini runtuh-meninggalkan Violet di antara kenangan dan kenyataan.
Dan di antara keduanya, ia hanya bisa tersenyum getir, sambil bertanya dalam hati:
'apakah cinta yang begitu indah memang harus berakhir seburuk ini?'