Ada pertemuan yang tak direncanakan, tapi terasa seperti semesta sudah menulisnya jauh sebelum mereka saling tahu nama. Seorang lelaki yang melihat langit dan menemukan bintang di mata seseorang. Seorang gadis yang tak sadar sedang ditatap semesta lewat senyuman aneh nan hangat. Mereka berjalan berdampingan, tanpa janji, tanpa komitmen, hanya langkah-langkah kecil yang terasa dekat-atau mungkin hanya tampak begitu. Ada banyak tawa, percikan rahasia, dan rasa yang tak pernah diucapkan lengkap. Namun ketika musim berganti, salah satu dari mereka berhenti. Bukan karena hilang rasa, tapi mungkin karena terlalu dalam. Atau... mungkin justru sebaliknya. Ini bukan tentang siapa yang pergi atau tinggal, tapi tentang sesuatu yang pernah terasa nyata-meski tak pernah benar-benar disebut cinta. Apakah ini kisah tentang kehilangan? Atau tentang bentuk cinta yang diam-diam memilih bertahan dalam kenangan?