"Daddy! Halsa kulas halta daddy! Lihat saja nanti!" 🌻🌻🌻 Harsa harus berlapang dada menerima takdir baru setelah bertemu dengan keluarga kandungnya. Genre hidup yang berubah dari normal menjadi abnormal memaksa Harsa untuk segera beradaptasi. Hidup Harsa jadi banyak peraturan dan larangan tak ada lagi sebuah kebebasan. Kedamaiannya terusik, membuat Harsa ingin sekali kembali ke keluarga angkatnya. Tetapi, karena sudah terlanjur terikat janji Harsa akan belajar menerima. Lagipula, dari banyaknya hal yang tidak Harsa sukai ada satu hal yang paling dia syukuri. Keluarga kandungnya kaya raya dan cita cita Harsa untuk menjadi pengangguran hobi foya foya dapat terlaksana. .... "Tangan kecil ini, sudah harus kita lepaskan. Tumbuh lebih baik ya, Harsa." - Ancilla dan Arjuna "Maafkan kami, kami gagal." - Jeico dan Tavisha .... Growth is Happinesss adalah ungkapan yang menggambarkan perasaan orangtua dalam sebuah buku sederhana yang menceritakan kisah anak mereka. Harsa dan Hazel, satu putra yang memiliki banyak cerita. Pertumbuhannya adalah bukti kasih sayang dari tuhan untuk mereka yang telah lama berjuang. 🌻🌻🌻 NB : ALL PICT FROM PINTEREST

Kata mereka, Kalingga Hecandra itu ... unik. Dia seolah punya sihir ajaib yang bisa membuat siapapun di dekatnya merasa bahwa diri mereka itu berharga. Dia selalu membuat kami merasa kesal, dengan tingkah dan senyum tengilnya. Setiap kali kami menunjukkan perhatian, maka anak itu akan menampilkan wajah yang benar-benar menyebalkan untuk dilihat. Jadi, jangan salahkan kami jika pada akhirnya bersikap tsundere. Kalingga adalah yang termuda di antara kami tapi dia yang akan maju pertama kali andai kata kami bertengkar. Kalingga itu sesuatu, katakanlah dia menjadi rumah untuk kami semua pulang. Pelukannya hangat, senyumnya menenangkan, segala yang ada pada dirinya mampu mengangkat lara letih. Tapi nyatanya, lima tahun saling mengenal tak membuat kami benar-benar mengenali ... siapa seorang Kalingga Hecandra itu. Start : Jumat, 14 Maret 2025

Elino harus kembali tinggal dengan sang Ayah setelah beberapa tahun hidup berpisah. Rumah yang dulunya tempat terhangat, kini berubah menjadi tempat asing karena kehadirannya sudah mulai dilupakan

Sejak usia lima tahun, Ejaz hidup jauh dari ibunya, dibesarkan oleh opa dan oma di Eropa setelah ayahnya meninggal. Ia tumbuh dalam dingin, dalam diam, dan dalam dunia yang tidak mengajarkannya cara menyayangi hanya bertahan. Di usia 17, ia pulang. Bukan karena rindu, tapi karena diundang ke pernikahan ibunya sendiri, yang bahkan tidak memberitahu calon suaminya bahwa Ejaz masih hidup. Ejaz bukan anak biasa. Ia irit bicara, terlalu dewasa untuk usianya, dan terlalu tenang untuk dilihat lama-lama. Kulitnya seputih porselen, kontras dengan rambut hitam legamnya. Sorot matanya kelabu, seperti kabut musim dingin. Wajahnya datar, nyaris tak pernah tersenyum. Tapi justru itu yang membuat siapa pun yang melihatnya, ingin tahu lebih dalam, ingin dekat, ingin memiliki. Dia tidak berusaha menyenangkan siapa pun. Namun setiap langkahnya... membuat dunia diam.

"Karena tak ada yang lebih menyakitkan dari merayakan hidup... Saat tau hidup itu akan segera berakhir." -Moana Arawinda Maheswari ... Moana Arawinda Maheswari adalah gadis tujuh belas tahun yang tumbuh dalam sepi dan diabaikan keluarganya. Ibunya membenci kelahirannya, ayahnya memilih hidup bahagia bersama keluarga barunya. Sementara saudara-saudaranya menganggap Moana tak pernah ada. Meski hidup dalam bayang-bayang penolakan, Moana tetap tegar-menjadi gadis kuat yang tak pernah meminta belas kasih siapa pun. Namun tepat di hari ulang tahunnya yang ke-17, Moana menerima hadiah paling pahit dalam hidup, vonis kanker mematikan yang telah lama bersarang diam-diam dalam tubuhnya. Tak ada pesta, tak ada pelukan hangat. Hanya ruang putih rumah sakit dan kabar bahwa waktunya tak lagi panjang. Sweet Seventeen yang seharusnya jadi momen bahagia, berubah menjadi Sad Seventeen-awal dari perpisahan perlahan seorang gadis yang selama ini hanya ingin dicintai. ...

|Story 24| "Ceraikan saya. Tuan bisa mencari wanita lain yang Tuan inginkan untuk menjadi penghangat ranjang, Tuan." "Moo, sayang, apa kau pikir aku akan melepaskanmu semudah itu? Cobalah jadi gadis patuh untukku." The Moth ; Ngengat The Moth adalah julukan yang diberikan pada para selir milik bangsawan. Para wanita dari kasta rendah yang ditandai dengan tatto seekor ngengat. Moo'ara, gadis dari wilayah Selatan berjuang tumbuh sebatang kara setelah terbuang ke wilayah Utara di mana tanah merdeka dan dipenuhi para bangsawan. Kesalahannya hanya satu. Gadis berumur delapan tahun itu memungut apel jatuh milik San. Sandrio, anak dengan darah keturunan Dux, penguasa militer perbatasan Utara. "Kakek, aku ingin gadis lusuh dan bau belalang itu yang menjadi 'Moth'-ku. Buatkan tanda Moth di bahunya." Tanda kepemilikan sialan itu menghantuinya seumur hidup, Moo gadis kecil yang lapar berakhir menjadi selir dari seorang anak laki-laki, San. Sandrio Don Leovarr.

Zekano Alaska Mahendra atau kerap dipanggil Kano, yang sudah kabur dari rumah sejak umurnya 13 tahun. Sejak ia kabur dari rumah banyak pelajaran baru yang Kano pelajari, membuat Kano berubah dari si kecil polos yang ceria menjadi remaja pembangkang penuh rahasia. Kano tinggal di kos kosan dekat dengan sma yang akan menjadi tempat Kano menempuh jenjeng pendidikannya, cara Kano memenuhi kebutuhan sehari hari dengan mengambil job musik dan juga dengan hasil balapan. Kehidupan yang dijalani Kano begitu tenang, bebas dan yang terpenting tidak ada aturan rumah. Bagaimana jadinya seorang Kano yang susah mendapatkan kehidupan yang sekarang, harus di sibukan oleh keluarga besar Kano yang sudah mengetahui tempat tinggal selama Kano kabur. "Hai adik kecil" "Lo!.. siapa ya?, rasanya gue gak punya abang modelan lo deh" "Adik kecil kau sudah lupa dengan abang mu?, kejam sekali ..." "𝘚𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘤𝘰𝘤𝘰𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢"

[Bismillah! Lo plagiat, gue tunggu hukumannya di akhirat!] BOOK II - Tamat Sebelum memasuki tahun keduanya di Akademi Eidothea dengan identitas aslinya, bukanlah hal yang mudah bagi Aalisha. Dia memang tidak ditindas lagi dan semua orang menghormatinya, tetapi bukan berarti takdir tak berhenti menyiksanya bahkan lebih sadis, sangat sadis! Pernahkah Aalisha bahagia? Ya, kini ia punya binatang peliharaan baru yang dapat terbang. Namun, bahagianya hanya sesaat karena ketika takdir membawanya terlibat dengan Sihir Kuno dan tersesat di Kastil Sihir misterius maka dimulailah berbagai macam teror yang mengancam nyawa Aalisha dan kawan-kawannya, seperti hampir gila karena bermain petak umpet, bertemu monster purba, iblis tingkat tinggi, makhluk mitologi dengan empat wajah, hingga kutukan yang hendak meruntuhkan Eidothea! Sungguh mengapa Aalisha bersusah payah menghentikan semua bencana itu? Jangan bilang, dia mulai menggunakan hatinya atau ada alasan lain di balik semua tindakannya? Mampukah pula ia mengubah takdir lagi karena ramalan berkata: "Ada kematian yang sudah tertuliskan untuk seseorang!" Kematian siapa? Kawan-kawannya atau mungkin saja ... Aalisha sendiri. "Oh Dewa, kapan hidupku bisa tenang!" - Aalisha yang frustrasi Genre: Fantasy, academy, magic, kingdom, adventure, minor-romance ◇─◇──◇─────◇──◇─◇ Dilarang untuk MEMPLAGIAT SEBAGIAN atau KESELURUHAN dari isi cerita ini! Copyright ©Prins Llumière, 2023 Cover by @_hashu4

Lolly, seorang wanita kantoran biasa yg jahil nya minta ampun, dia suka mengoleksi semua novel dengan genre romantis ataupun aksi. Hingga suatu hari dia membaca sebuah novel yg benar benar memiliki alur dan plot cerita yg sangat mencengangkan, judulnya The Fake. Tapi Lolly tidak menyukai karakter utama yg terus bergantung pada sang protagonis laki laki dan justru menyukai antagonis perempuan. Menurut Lolly antagonis perempuan adalah orang yg sangatlah bekerja keras dan tidak mudah menyerah, dia selalu melakukan apapun sendiri, tidak seperti protagonis perempuan. Hingga akhirnya pada bagian halaman terakhir, tiba tiba saja muncul cahaya berwarna putih yg menyilaukan, dan Lolly merasa bahwa dirinya tersedot ke dalam buku tersebut.

"Aku bukan Edelweiss yang meskipun helaian bunganya terus diterpa angin untuk gugur tapi gugur, aku bukan Edelweiss yang sekalipun jatuh tersungkur ke tanah tapi bunganya gak pernah mati! Sekarang aku hanya sekelopak bunga Aster!" "Tapi kamu tetap Edelweiss untukku! Juga untuk sebagian orang yang gak mau kamu pergi." "Siapa?" "Hidup lebih lama lagi ya, meskipun tidak ada aku dihidupmu nanti."