Ketika waktu terus berjalan, tapi tak semua sampai di tujuan. Sebuah kisah emosional dan menegangkan tentang tragedi kereta api paling mematikan dalam sejarah Indonesia. Buku ini mengupas sisi manusiawi dari tabrakan maut di Bintaro-tentang harapan yang kandas, cinta yang tertinggal, dan luka yang tak pernah hilang. Bukan hanya peristiwa, tapi juga renungan tentang takdir, sistem, dan betapa rapuhnya hidup di antara rel-rel yang tak bisa memilih arah.

Seni adalah ledakan. Ia tidak datang dengan tenang-ia datang meletup, mengguncang, menghancurkan batas, dan membentuk dunia baru. Buku ini adalah seruan bagi siapa pun yang percaya bahwa seni bukan sekadar hiasan, tapi adalah kekuatan yang membebaskan. Melalui bab-bab yang penuh semangat dan kontemplasi, Seni Adalah Ledakan mengajak pembaca menyelami seni sebagai ekspresi tak terkendali, sebagai bentuk perlawanan, sebagai kekacauan yang indah, dan sebagai revolusi sosial. Dari seni jalanan hingga AI art, dari tubuh manusia hingga ruang digital, buku ini menelusuri bagaimana ledakan-ledakan kreatif telah membentuk sejarah dan masa depan kita. Ditulis dengan bahasa yang tajam namun menggugah, buku ini tidak menggurui. Ia menantang. Ia menyalakan api. Dan ia bertanya: Apakah kamu siap untuk meledak?