Kannara Aeliana, gadis blasteran Jerman-Rusia yang terlahir dan tumbuh besar di Indonesia karena obsesi sang ayah dengan legenda putri duyung yang ada di pulau mati, laut yang nyaris tak pernah lagi tersentuh berabad abad lamanya. Abad ke 15, seakan menjadi legenda kelam, namun tak banyak orang yang percaya, sebuah jurnal usang yang ditemukan oleh Hans Schmidt ayah Kannara sendiri. membuat sejarah baru tentang kehidupan putri duyung dimasa kerajaan kuno, dimana sang pangeran mencintai putri duyung. Hingga membuat sang raja mengerahkan seluruh prajurit untuk menghabisi sosok putri duyung dengan kejam, karena dianggap sebagai ancaman. Namun siapa sangka, kecelakaan tragis yang dialami Kanna justru menyeretnya pada dunia yang selalu dianggapnya mitos belaka, dan di dunia itulah perjalanannya dengan Pangeran Axasia dimulai, bersama misteri laut dalam yang tak pernah terjamah oleh manusia. Akankah Kanna mampu kembali kedunianya? Atau justru dia akan terjebak selamanya sebagai putri laut sang legenda.

Dandi Perdamean Nababan adalah personifikasi kesempurnaan: seorang SPV disiplin, berwibawa, dan disegani. Hidupnya teratur, terkontrol, dan tanpa cela. Namun, di balik fasad itu, ada kegelapan yang mengintai. Sebuah hipnotis misterius merenggut kesadarannya setiap malam, mengubahnya menjadi boneka tak berdaya di tangan Jagat, kurir pendiam yang menyimpan sisi iblis. Terjebak dalam serangkaian perlakuan brutal yang merenggut harga dirinya, Dandi terus melakukan berbagai upaya, berjuang melawan kehancuran.

Aaron, cowok dengan tubuh atletis dan seksi, tanpa sadar jadi "mainan" hipnotis Firman. Setiap kali dia buka lengan atau pamer postur, Firman makin gila karena buat Firman, ketek Aaron bukan cuma bagian tubuh... tapi aset sensual yang harus dia kuasai sepenuhnya.

Kini, Jakarta bukan lagi milik manusia. Klan Singa berkuasa di wilayah selatan. Mereka menguasai reruntuhan Blok M hingga Fatmawati. Brutal. Bangga. Mereka mengatur wilayah dengan kuku dan kekuatan. Siapa yang menolak tunduk, akan dijadikan umpan-atau hiburan di arena pertarungan. Di sisi lain, tersebar klan-klan kecil: Klan Ular di Cipinang, Klan Serigala di Cawang, Klan Banteng di Senayan. Tapi ada satu klan yang tak punya wilayah tetap, tak punya kekuatan militer, namun terus bertahan: Klan Kucing. Mereka licin. Cekatan. Tidak suka konfrontasi langsung. Tapi mereka menguasai satu hal yang membuat semua klan tergila-gila: distribusi Jariwa.