Mako masih inget masa-masa hangat waktu Gin selalu jadi pelindung, ketawa paling kenceng di meja makan, dan orang pertama yang berdiri paling depan tiap kali ada bahaya. Tapi semua itu pelan-pelan hilang. Senyum Gin makin hambar dan langkahnya makin jauh. Sampai malam itu malam waktu Papi mereka ngamuk dan hajar Gin tanpa alasan yang jelas. Nggak ada yang tahu Gin salah apa. Yang kedengeran cuma suara pukulan dan benturan keras, berulang-ulang, kayak mau ngabisin seseorang. Nggak ada yang berani nyamperin, nggak ada yang berani ngomong. Dan setelah itu... cuma sepi. Sejak malam itu, Gin berubah dan kayak nyimpen rahasia yang terlalu berat buat dia sendiri. Beberapa tahun kemudian, tanpa bilang apa-apa, Gin pergi ke Salvador Nggak ada pamit cuma punggungnya yang makin kecil sampai hilang dari pandangan. Terus kabar buruk datang kayak badai kecelakaan pesawat Mako cuma berdiri di depan balkon tempat Gin dulu sering duduk sendirian. Saat itu dia sadar Gin udah lama hilang bahkan sebelum tubuhnya bener-bener mati. Ini tentang dosa, antara cinta seorang ayah dan kebencian seorang anak, antara pelindung dan monster yang ia ciptakan sendiri. .... Update seminggu sekali PERINGATAN CERITA INI HANYALAH FIKSI, NAMA DAN SEGALANYA TAK BERHUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN ASLI MEREKA.