Bibir tebal. Tinggi 165 cm. Kulit kuning langsat yang hanya membuatnya putih di bawah cahaya matahari. Tiga hal yang membuat Ama merasa minder. Tapi yang paling parah adalah... rambut keritingnya yang selalu mengembang seperti adonan donat. Terlebih, Ama itu tidak cantik. Tapi juga tidak jelek. Dia juga tidak pintar. Tapi juga tidak bodoh. Tidak kaya. Juga tidak kekurangan. Segala tentang Ama serba tengah. Di tengah kecemerlangan sahabat-sahabatnya- Anza si jenius matematika, Niara si selebgram cantik, dan Viona si atlet serba bisa-Ama merasa seperti bayangan yang nyaris tak terlihat. Sampai akhirnya Ama mengetahui segalanya. Segala tentang sahabatnya yang ternyata tidak seindah yang dia bayangkan. Juga tentang Kiki. Wakil ketua OSIS kebanggaan sekolah. Laki-laki berusia 18 tahun yang selalu melemparkan jokes garing. Nyatanya, hidup serba biasa saja Ama jauh lebih baik dibandingkan mereka. "Kalau kamu nggak bisa nerima kekuranganmu, aku bakalan nerima itu semua,"