Tertidur saat menonton film G30S/PKI bersama Papanya. Bangun-bangun Ana sudah berada di kediaman keluarga Jendral Besar Abdul Haris Nasution, salah satu pelaku film sejarah yang ia tonton. Selain bertemu Jendral Nasution, Ana juga bertemu keenam Jendral yang menjadi target penculikan PKI. Termasuk, Ana berjumpa dengan Lettu Pierre Andries Tendean. "Kamu akan mati-matian belajar sejarah, jika kamu yang menjadi bagian sejarah itu." ---------------- ????Rank 1 in Indonesia (12 Januari 2022) ????Rank 1 in Sejarah (12 Januari 2022) ????Rank 1 in Pancasila (3 Desember 2020) ????Rank 1 in Pierre (3 Desember 2020) ????Rank 2 in Ajudan (25 November 2020) ????Rank 1 in Romantisme (12 Januari 2022) ????Rank 3 in Time Travel (3 Mei 2023) ????Rank 55 in Tentara (14 Desember 2020)

Kata Pengantar Pengarang Di waktoe jang bertanda tangan dibawah ini dalam tahoen 1919 masoek pendjara karena presdelict, maka dalam 4 boelan di boei itu saja soedah mengarang tjerita dalam boekoe ini. Dalam tahoen 1920 saja robah sedikit saperloenja, jaitoe sesoedahnja tjerita ini masoek sebagai fuilleton dalam Sinar Hindia. Pada Soedara Ngadino jang membantoe saja dalam hal memperbaiki kalimatja maka dengan ini saja mengatoerkan terima kasih! Moega-moegalah tjerita yang saja toelis dengan aer mata kesengsara-an dalam pendjara itoe bisa djadi senangnja orang banjak, jaitoe semoea pembatja dan rajat. Semaoen

🌿 "Siapakah aku tanpa gelar, tanpa mahkota? Hanya seorang manusia yang ingin memilih jalannya sendiri." Di balik tembok megah Keraton Pakuningrat, lahir seorang pemuda berdarah campuran Belanda-Jawa: Raden Mas Harso Wening Pakuningrat. Putra dari kisah cinta yang menembus batas antara Raden Ajeng Ayudhia Pakuningrat dan Jan Pieter van den Berg. Namun dunia berubah. Di era di mana kerajaan perlahan kehilangan kuasanya dan zaman modern mengetuk pintu, Harso justru memilih meninggalkan gelarnya, melangkah ke dunia luas sebagai "pangeran tanpa gelar". Perjalanan Harso membawanya ke tanah Bali, pada cinta baru, tantangan politik, dan beban warisan yang tak pernah ia pinta. Sementara di kejauhan, adiknya Hendarto berjuang dengan bayang-bayang takhta yang ia tinggalkan. Dapatkah Harso merangkai takdirnya sendiri? Ataukah darah bangsawan tetap menariknya kembali ke pusaran kekuasaan?

"jika memang semesta dan tuhan tak sudi mempersatukan kita, lalu mengapa mempertemukan kita?" "Terkadang kehidupan memberikan rasa sakit pada hati dan juga pikiran hanya untuk dijadikan pelajaran hidup." Candramawa tanah Hindia Belanda: Romance amidst colonialism and prejudice © Bernostoice 2024

Kabut tenung menyelimuti langit Kediri. Penyihir dari Ghirah menjadi biang dari pagebluk yang menimpa rakyat Panjalu. Prabu Airlangga dan Patih Narotama meminta bantuan Mpu Bharada untuk menghentikan kejahatan Calon Arang. Calon Arang juga membantu pemberontakan pangeran Watugaluh. Kadipaten itu kini terpecah belah. Sukma Astagini menyaksikan sendiri keluarga kecilnya dijadikan kambing hitam dalam pemberontakan itu. Ia bertekad menyerahkan tahta Watugaluh kepada tangan yang benar dan menumpas kejahatan Calon Arang. Hanya satu senjata yang mampu memusnahkan dukun penyembah Batari Durga itu, yakni Keris Weling Putih.