humandipluto_
- Reads 2,628
- Votes 275
- Parts 17
"Rumah bukan selalu tentang di mana kamu dilahirkan, tapi di mana kamu diterima sepenuhnya."
Tujuh pemuda. Tujuh latar berbeda. Tujuh luka yang tak pernah disuarakan dengan lantang. Mereka datang ke kota ini bukan hanya untuk kuliah atau kerja, tapi juga untuk bertahan-dari sepi, dari rindu, dari hidup yang kadang tak kenal ampun.
Di sebuah rumah kos tua yang jauh dari kata nyaman, mereka belajar mengenal satu sama lain. Dari yang jutek, blak-blakan, cerewet, hingga yang kalem dan diam-diam perhatian. Kadang ribut soal kamar mandi, kadang saling diam karena gengsi. Tapi di balik semua itu, perlahan tumbuh sesuatu yang tak bisa dijelaskan: rasa pulang.
Tidak selalu dalam bentuk pelukan atau kata "aku peduli", tapi lewat semangkuk mi instan yang dibagi dua, obrolan larut malam di bawah kipas angin berderit, dan tawa-tawa kecil yang menutupi rasa lelah.
Dan di situlah mereka akhirnya sadar-rumah bukan selalu tempat kamu kembali,
tapi tempat kamu memilih untuk tinggal, meski semestinya bisa pergi.
2025 © humandipluto