Warning! Cerita telah diprivate untuk beberapa bagian! Bagi Karen Paulina dan Jack Wilder, usia hanyalah angka belaka. Karena di usia mereka ke 26 pun, mereka berdua tetap membawa hal-hal yang dimulai sejak SMA dan seharusnya berakhir di tahun terakhir SMA mereka pula. Karen masih kasar. Jack masih terus bersabar menghadapi Karen. Karen masih sering berbohong pada Jack. Jack masih bersedia menggaruk hidung Karen yang gatal setiap wanita itu berbohong. Karen masih tidak bisa berterus terang tentang perasaannya pada Jack. Jack masih belum melupakan Janet yang telah menjadi istri atasannya sendiri. Karen masih bisa bertahan. Jack masih saja tidak peka. Intinya mereka berdua bermasalah. Dan yang mereka butuhkan bukan obat atau terapi di psikiater. Melainkan beberapa saat untuk melihat ke arah yang tepat. Agar kebohongan Karen tidak lagi berhasil menutupi rasa cintanya. Juga agar ketidakpekaan Jack bisa meninggalkan pintu menuju hatinya sendirian. Tapi kapankah hal semacam itu bisa terjadi?

Oke, aku ingin meralat kata-kataku yang sebelumnya mengatakan bahwa lebih baik aku menyimpan buku harian ini di rumah. Sekarang aku lebih memilih buku ini dibaca oleh semua orang yang ada di bumi dibanding dengan orang yang berada di rumahku. Memang tadinya tujuanku membuat buku ini adalah untuk membuktikan rasa cintaku pada istriku, Janet. Tapi setelah aku membaca kembali isinya, yang sangat menjatuhkan martabatku sebagai seorang suami, aku berubah pikiran. Kuberi tahu sedikit alasannya, sekarang dia sedang melakukan 'balas dendam yang manis' padaku. Dan di buku ini, yang selalu aku tulis adalah aku kalah berhadapan dengannya!! Tiap hari! Dari Senin sampai Senin lagi! Jadi bagaimana mungkin aku bisa membiarkannya membaca ini sebelum aku berhasil merubah kondisi saat ini? Mau dibawa ke mana harga diriku sebagai suami dan seorang direktur?

"Jantung matiku ini jatuh cinta dengan detak jantungmu."

Ini cerita Lovana tentang usahanya meleburkan hati laki-laki dingin, Laki-laki yang sifatnya berbanding jauh dengannya..

Bagaimana bisa aku, cewek yang terkenal karena otakku yang encer dan prestasiku di mana-mana bisa sempat-sempatnya jatuh cinta? It's out of the logic! -Gheta Azahra Bagaimana bisa, di saat banyak gadis di luar sana yang cantik dan memujaku, aku malah jatuh cinta pada gadis yang cuek dan tak peduli tentang cinta? Konyol! -Raditya Farelandra Bagaimana bisa, aku yang supel, populer, dan memiliki wajah cantik tidak dapat membuat cowok yang kusuka jatuh cinta karena dia suka pada sahabatku? Ini menyebalkan! -Refina Cassandra Bagaimana bisa, aku jatuh hati pada sainganku sendiri yang dingin dan sepertinya sangat tidak menyukaiku? Oke, mungkin aku mulai gila. -Raynald Prayogi Bagaimana bisa mereka memilah perasaan mereka masing-masing agar bisa menemukan cinta sejati? Di saat semua pilihan hanya ada 2. Memaksanya atau merelakannya.