Syahirah tidak pernah bercita-cita jadi luar biasa. Dulu, waktu kecil, ia cuma ingin punya kamar sendiri yang ada kipas angin di langit-langit dan rak buku di sudut. Bukan rak mahal, cukup yang dari triplek, asal bisa menampung semua novel picisan yang ia pinjam dari perpustakaan sekolah. Tapi hidup, seperti biasa, punya rencana lain. Setelah lulus kuliah dan kembali ke desa, Syahirah merasa seperti kaset lama yang diputar ulang. Suara-suara itu datang lagi - suara tetangga-tetangga yang rajin bertanya kapan dia akan "menyusul", suara ibu yang semakin sering menyelipkan nama-nama calon yang "baik orangnya", dan suara hatinya sendiri yang masih ragu-ragu: kejar impian, atau ikut arus? Di sinilah kisah ini bermula. Bukan dengan pesta besar atau romansa mendebarkan, tapi dengan satu keputusan kecil yang perlahan mengubah arah hidup Syahirah. Percayalah, tidak ada yang benar-benar kecil jika itu datang dari hati.