put_rienz
Di bawah langit senja Jakarta yang selalu ramai, Kirana hanyalah setitik bayangan. Kesendirian adalah sahabat lamanya, sejak ia belajar bagaimana rasanya kehilangan. Ayah. Kata itu masih bergetar di benaknya, sebuah nama yang terukir di nisan marmer, gugur dalam tugas. Trauma itu tak pernah benar-benar pergi, hanya bersembunyi di sudut hati, siap muncul kapan saja.
Sampai Aryan datang. Bukan dengan setelan jas rapi atau puisi cinta di bawah jendela, melainkan dengan seragam biru gelap kebanggaannya, baret jingga Paskhas yang gagah, dan tatapan mata yang menyimpan ribuan cerita tentang langit dan darat. Aryan, seorang Komando Pasukan Gerak Cepat TNI Angkatan Udara.
Kirana tahu risiko mencintai seorang prajurit. Ia tahu Aryan akan pergi, dan pergi, dan pergi lagi. Panggilan tugas adalah istri pertamanya, janji setia yang tak bisa diganggu gugat. Setiap dering telepon di tengah malam, setiap pesan singkat yang memberitahu tentang penugasan mendadak, adalah tikaman kecil di hati Kirana. Trauma masa lalu bergentayangan, bisikan-bisikan ketakutan yang merasuki pikiran: "Bagaimana jika ia tak kembali? Bagaimana jika sejarah terulang?" Kekhawatiran itu adalah bayangan yang tak pernah bisa ia lepaskan.
Namun, di tengah badai kecemasan itu, ada secercah harapan yang terus menyala. Sebuah janji tak terucap bahwa mereka harus tetap bersama, melewati segalanya, hingga akhir. Ini bukan hanya tentang cinta, ini tentang pengorbanan yang tak terlihat, tentang pengabdian seorang prajurit kepada negaranya, dan tentang pengabdian seorang wanita yang memilih untuk mencintai dengan seluruh ketakutan dan kekuatannya. Ini adalah kisah tentang trauma yang dihadapkan dengan keberanian, tentang pengorbanan yang menjadi fondasi, dan tentang cinta yang menemukan jalannya di tengah riuhnya panggilan tugas. Akankah cinta mereka mampu mengalahkan jarak, waktu, dan segala kekhawatiran yang mengancam?