Sepuluh tahun lalu, keluarga Lee kehilangan segalanya. Hari itu, si bungsu-Jisung-menghilang di tengah hujan badai yang mengacaukan semuanya. Polisi menyebutnya kecelakaan. Tapi tidak satu pun dari enam kakaknya yang benar-benar percaya. Waktu berlalu. Luka menganga berubah jadi diam. Rumah besar keluarga mereka kini sunyi. Sampai suatu hari, seorang remaja laki-laki muncul di depan gerbang rumah lama mereka. Namanya bukan Jisung. Tapi sorot matanya... Persis seperti dulu.

[PREQUEL HOME?] "kapan Jaemin dan Jaehyun Hyung mau menerima ku?" "mereka selalu menyayangi mu Jisung... tetapi mereka terlalu gengsi menunjukkan rasa sayang nya" "Appa, jika mereka tidak menerima ku bagaimana?" "mereka pasti menerima mu, hanya membutuhkan waktu yang lama" "sudah 10 tahun aku tidak di terima oleh kakak ku, aku sudah lelah menghadapi semua" "kapan semuanya akan berhenti? aku sudah muak untuk hidup" "aku hanya ingin Hyung ku mau menerima ku sebagai adik kandung nya..." "jika aku menyerah tidak apa apa bukan?" Jisung sudah lelah menghadapi semua ini, ia tidak di terima oleh Hyung nya sebagai adiknya serta ia harus menanggung semua masalah ini sendirian "Tuhan... aku lelah menghadapi semua..." DISCLAIMER! 1.fiksi, jangan di bawa ke dunia nyata 2.bahasa baku, jadi harus di cermati. kadang juga ga baku sih 3.INI LAPAK BROTHERSHIP! BUKAN BXB! Udah ya Start:14 Maret 2024 Finish:-

menceritakan tentang sibungsu keluarga mahendraaa yangg kekurangan kasi sayang orang tuanyaa . . . .

Kisah seorang MAKNAE yang selalu mendapatkan banyak kasih sayang dan juga cinta, sampai satu kejadian membuat orang orang di sekitarnya berubah mengasingkan dirinya. "Aku tidak ada niatan sama sekali untuk membuat mu celaka" "sekarang semuanya asing" "aku akan terlihat ada di hadapan mereka jika di depan banyak, tapi jika semuanya sudah pergi, maka aku tidak akan di lihat lagi" "kasih sayang itu hanyalah AKTING!" Ini adalah BOOK pertama aku, jadi maaf kalau tidak mendapatkan feel yang menyentuh atau terkesan lebay 😁

Lee jisung seorang lelaki tampan dan juga berprestasi itu kini harus hidup menderita karena kesalahpahaman yang pernah ia lakukan. Dia juga harus menanggung rasa sakit yang ada di tubuhnya karena ia menderita penyakit tumor otak. Hidup jisung penuh lika-liku,untung saja Tuhan masih baik dengannya. Karena dia di berikan sahabat yang seperti Han jisung, mereka bersahabat dekat karena jisung pernah membantu Han ketika di bully dulu. Akankah hidup jisung bahagia? Atau dia akan hidup dengan sengsara? Mulai : 24 Agustus 2021 Selesai : 25 Oktober 2021 Peringkat : 1. #4 angst [19/10/21] 2. #2 die [20/10/21] 3. #2 cerpen [16/12/21] 4. #1 sadstory [09/03/22 & 09/06/22] 5. #2 nct [09/06/22]

Menceritakan tentang seorang maknae NCT, Park Jisung, yang harus menjalani hidupnya dengan terus mengucapkan sebuah kalimat sederhana namun sangat bermakna: "Maaf". Ucapan maaf yang harus terus dia ucapkan, meskipun dirinya tidak salah dan apa yang diperbuatnya tidak disengaja. "Maafkan aku jika belum bisa menjadi maknae yang baik." "Maafkan aku jika masih merepotkan hyung semua." "Mian hyung..." "Mian..." "Terima kasih atas semua kemarahan dan teguran kalian. Aku tahu semuanya dilakukan atas dasar kasih sayang. Impianku hanya satu: bisa selalu bersama dengan kalian." - Park Jisung - 🗓 Publish: 27 April

SHORT STORY Brothership Chenle & Jisung. Hujan gerimis membasahi Jakarta, menyisakan genangan di trotoar depan rumah tua di Kemang. Di teras belakang, seorang pemuda memegang buku kecil, jari-jarinya gemetar saat membaca tulisan tangan yang berantakan di dalamnya. Setiap halaman berakhir dengan kata yang sama, menusuk seperti pisau: "maaf". Dulu, rumah ini dipenuhi tawa dua bersaudara, mimpi-mimpi besar, dan janji untuk selalu saling mendukung. Tapi satu malam kelam mengubah segalanya, merenggut cahaya dari senyum mereka. Luka demi luka menumpuk, kata-kata tak terucap membusuk, hingga sebuah sorak kemenangan berakhir dengan keheningan yang tak bisa dilupakan. Apa yang merenggut kehangatan dari keluarga ini? Dan bisakah maaf menyatukan kembali apa yang telah hancur, atau hanya menjadi bayang-bayang penyesalan abadi?