"Bisa berhenti ngelakuin kenakalan yang bisa berimbas ke gue? Kelakuan lo selama ini yang bikin gue menyesalkan kelahiran lo, asal lo tau." "Itu resiko lo sendiri, dan gue nggak peduli." © Girlyanaa

Manusia selalu berkata bahwa rumah tidak selalu tentang bangunan, ada kalanya tentang seseorang yang menerima kita seutuhnya layaknya rumah yang tidak pernah memberi penghakiman, utuh tanpa cela. Namun, juga bagi sebagian manusia, rumah sesungguhnya adalah rumah yang benar-benar 'rumah'. Tempat pulang dari lelahnya dunia, tempat mengadu dari segala bentuk bercandanya takdir, tempat di mana di dalamnya penuh dengan tawa yang mengudara ringan, candaan hangat, teriakan dan segala keributan kecilnya. Main Song of the Story - Kita Usahakan Rumah Itu 🏡 © Girlyanaa

Dua gadis kecil yang saling mengucap janji untuk selalu bersama hingga dewasa menyertai rupanya tak ayal diingkari. Janji memang mudah diucapi, tetapi menepatinya tak semudah membalikkan telapak tangan. Mereka yang kembali dipertemukan oleh takdir, dan takdir pula yang rupanya juga kembali mempermainkan mereka. © Girlyanaa

Enami Asa and other members © Girlyanaa

"Jika memang hidup hanya tentang kehadiran dan kehilangan. Lantas, di dunia yang tidak abadi ini, kehilangan dalam bentuk apa yang kamu inginkan?" © Girlyanaa

Hanya tentang mereka dengan segala usaha mereka untuk tetap terikat satu sama lain. Dalam persahabatan yang mengikat hubungan kerja, pertengkaran sudah lebih dari kata biasa dalam ikatan jalinan tersebut. Tetapi, hubungan mereka lebih dari itu. Mereka melawan banyak keegoisan, para penggemar yang selalu mengingkan satu dari mereka pergi tanpa tahu bahwa mereka bukan Babymonster jika salah satu bagian hilang. Mereka hanya anak kecil yang berusaha meraih mimpi, saling bergantungan satu sama lain, saling mengandalkan satu sama lain, serta saling melengkapi sebagaimana grup berjalan. © Girlyanaa

[One-shot] "Aca, waktu selamanya itu akan terasa singkat kalo aku habiskan bersama kamu. Kalo kamu nggak ada, gimana bisa aku habisin waktu selama itu sendiri? Aku nggak akan bisa, Aca." © Girlyanaa

Epilog tanpa prolog. Alasan tentang hadir dan hilangnya sebuah kepemilikan dalam sekelebat bayang. © Girlyanaa

Mereka yang dipertemukan oleh takdir dengan bentuk kehidupan yang sama. "Bersamamu, aku usahakan dalam menghargai waktu sesingkat apapun." 🥀 © Girlyanaa