Ia pernah kehilangan segalanya-termasuk suaranya sendiri. Dalam diam yang panjang, ia belajar bertahan... sampai seseorang datang, membawa cahaya kecil di tengah sunyi. Ia tak banyak bicara, tapi tatapannya berkata: "Aku akan tetap di sini, walau dunia tak mengerti." Bersama, mereka membangun ulang kepingan yang pernah hancur. Tapi dunia jarang memberi waktu untuk hati yang baru pulih. Saat perhatian mulai datang, saat rahasia mulai terbuka... keduanya harus memilih: melindungi satu sama lain, atau menghadapi semua sorotan yang siap menghakimi. Ini bukan kisah sempurna. Ini tentang dua jiwa yang saling menemukan dalam luka dan mencoba berbicara lagi, bahkan ketika kata sudah lama hilang.

Di ujung tebing, seorang wanita duduk dalam diam. Setiap senja, menatap laut yang sama, tempat terakhir kekasihnya menghilang- bukan karena lupa, tapi karena takdir mencuri belahan jiwanya. Namun kini ia menunggu, bukan untuk kembali... tapi untuk menyusul. Karena ia percaya, cinta yang sejati tak pernah mati. Ia tinggal di angin. Bernafas di laut. Dan menangis di hati yang tak pernah lupa.

"Kalau dunia mau terbakar... biar saja. Asal aku masih bisa melindungimu meski aku harus pergi ke Neraka sekalipun.." Hildiegard, sang Pewaris dingin keluarga terpandang, hidup dalam sangkar emas penuh darah, rahasia, dan luka. dan Sheraya si Gadis atlet bela diri yang lembut untuk dunia sekejam ini. Tapi sebenarnya cukup kuat untuk menantang segalanya demi orang yang ia sayangi. Mereka bertemu saat dunia sedang retak, saling menemukan dalam diam, dan saling menyelamatkan tanpa suara. Namun saat masa lalu bangkit dari kubur dan kebenaran gelap mulai merangkak keluar-termasuk membuat mereka berpisah. Di tengah luka lama, pengkhianatan, dan ancaman dari bayangan yang tak pernah benar-benar mati... Bisakah cinta mereka bertahan? Atau... akan ikut terbakar bersama dunia?