Indrianadr
Ada yang tak bisa dijelaskan dari kepergian yang sunyi: semacam kehampaan yang menjalar perlahan, menyusup ke sela-sela hari, mengikis kewarasan tanpa pernah benar-benar terlihat.
Saat bersamanya, waktu tidak hanya berjalan-ia menari, melambat di antara tawa dan tatapan mata yang membuat dunia berhenti. Tapi kini, setelah dia pergi, waktu menjadi musuh: terlalu cepat untuk dipahami, terlalu lambat untuk dilupakan.
Aku hidup, tapi tidak lagi utuh. Sebagian dari diriku terkubur diam-diam di tempat terakhir dia menatapku dengan mata yang tidak akan kembali mencinta.