7 Elemen Keabadian

Boys Before Flowers of course

Bagaimana keadaan sekolah setelah ditinggal oleh Marsha? Kisahnya, akan diceritakan di sini

Malam itu, aula kampus masih dipenuhi riuh suara dan dentuman musik. Di atas panggung kecil, Zean berdiri dengan gitarnya, suaranya menyatu dengan melodi yang memenuhi ruangan. Di antara keramaian, Marsha memandang dari kejauhan, hatinya bergetar seiring dentingan senar yang dimainkan Zean. Ia mencintai lelaki itu. Namun, ada sesuatu yang membuatnya ragu. Sebuah realitas yang menghalangi langkahnya untuk benar-benar mendekat. Zean turun dari panggung, mendekatinya dengan senyum yang selalu berhasil membuat Marsha kehilangan kata. "Kamu suka lagunya?" tanyanya santai. Marsha tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan debar yang kian kacau. "Iya... seperti biasa, kamu selalu tahu cara bikin orang diam." Tapi dalam hatinya, ia bertanya-tanya: Bisakah aku benar-benar bersamanya?

Seorang pemuda yg mempunyai hidup yg begitu sulit yg ingin menggapai mimpi dan harapannya agar hidup dan orang disekitarnya merasa bahagia. Apakah impiannya menjadi nyata?? Tidak ada yang tau.

kalo kata orang si, kebanyakan ribut bisa jadi cinta, dan kalo terlalu cinta bisa jadi ribut. jadi hati- hati aja si ya buat Azizi Asadel si ketua MPK sama Marsha Lenathea si ketua osis yang sering bangat ribut, bisa jadi nih ya, dari musuh adu mekanik malah berubah jadi p[tulisan tidak tersedia], kita kan ga ada yang tau. ⚠️Fanfiction berarti cerita ini fiksi tidak asli⚠️ ⚠️liat tag an ceritanya ya, biar ga latah. tq.⚠️

Mereka bertemu tanpa rencana, dua gadis dengan dunia yang berbeda. Satu tenang, satu penuh cahaya. Zee tidak pandai berbicara dan Marsha selalu punya cara untuk tertawa. mereka menulis impian di buku yang sama, membuat janji untuk masa depan yang tampak begitu dekat. Sampai akhirnya, waktu pun menunjukan bahwa kebersamaan punya sebuah batasan

ZEESHA

"Ini semua demi kamu sha.." -Zee

Nggak ada yang bakal nyangka, kalau kutu kupret dan cebol galak ternyata bisa temenan, lho! Walaupun kisah mereka lebih sering diisi dengan pertengkaran, perdebatan, dan tingkah nyebelin tanpa henti, tapi mereka berdua ini entah kenapa kayak nggak bisa dipisahin. Karena mereka berdua masih aja ogah-ogahan buat jadi teman, akhirnya takdir mempertemukan mereka berdua dengan empat manusia lain yang tahan banting buat nyatuin mereka.