AeralynVeil
Saat mentari terbenam di sela-sela gunung es musim dingin, cahaya terakhirnya merayap lembut di permukaan danau yang beku. Cahaya singkatnya seolah mencoba menyapa hati yang telah lama membatu.
Di sanalah Adeline, sang ratu bunga salju, meluncur dalam kesunyian yang ia jadikan tabir tebal untuk masa lalunya yang menutup jiwa seperti es yang enggan mencair.
Namun, Aralie datang seperti sinar senja yang tak kenal lelah. Ia tahu bahwa matahari selalu terbit dan tenggelam bukan untuk dipuji, tetapi untuk menemani.
Ia sendiri ingin menjadi matahari bagi Adeline, sebagai kehadiran yang tetap, hangat yang perlahan meresap ke celah retak yang hampir tak terlihat.
Dan ketika senja kembali jatuh, warna emasnya membelai hamparan putih dunia, seakan membisikkan bahwa ia berkuasa atas cairnya hati yang beku-bukan oleh panas, melainkan oleh kehadiran yang tak pernah pergi.
Demikianlah Aralie berdiri, menunggu, menjaga, hingga suatu hari Adeline berani beranjak dari sudut terdinginnya untuk merasakan hangat yang menyeruak kembali.