Dunia Shuai rasanya runtuh seketika setelah mengetahui maksud dan tujuan dari saudara kembarnya, Song Qi. Disclaimer: Semua karakter dicerita ini milik penulis asli, dan saya hanya meminjam nama saja. Alur dalam cerita ini hanyalah fiksi, murni hasil imaginasi saya. Mohon maaf jika terdapat typo atau penulisan ejaan yang masih kurang sesuai. Tags // psychological manipulation, self harm, obsession, stalker, incest, murder, harsh words, indecent scenes, kissing, bxb, a little bit nsfw

Jiang Xiaoshuai hanya ingin hidup tenang, bekerja santai sebagai resepsionis baru di hotel termewah di kota, Zenith Hotel. Tapi siapa sangka, di pagi paling sial dalam hidupnya, ia malah menumpang mobil orang asing yang ternyata adalah Chi Cheng, Presiden Direktur hotel tempat ia bekerja. Dari situlah semuanya berawal: Sebuah kesalahan kecil, tatapan tajam yang sulit dilupakan, dan detak jantung yang entah kenapa selalu berdebar setiap kali pria itu lewat di lobi. Saat sahabat gilanya, Wu Suowei, tahu cerita itu, ia malah menjadikan segalanya "misi besar" Misi Menaklukkan CEO Dingin Berwajah Malaikat. Namun, dalam setiap langkah kecil untuk menaklukkan sang CEO, Xiaoshuai justru mulai terjebak... bukan dalam permainan, tapi dalam perasaan yang perlahan tumbuh di luar kendalinya. Di antara kejenakaan, kesalahpahaman, dan tatapan yang terlalu dalam untuk diartikan, Xiaoshuai akan belajar satu hal: bahwa cinta, sama seperti Zenith, selalu berada di titik tertinggi yang tidak bisa dijangkau dengan logika.

Jiang Xiaoshuai, seorang pelacur muda, mengira kebebasan datang ketika Chi Cheng menebusnya dari jalanan gelap. Tapi rumah baru yang dijanjikan justru berubah menjadi penjara, dengan rantai obsesi yang tak terlihat namun mencekik. Ketika Guo Chengyu, pria manipulatif dari masa lalunya, kembali menuntut hak atas dirinya, lingkaran penguasaan itu semakin menyempit. Di dunia tanpa pelarian, satu-satunya jalan keluar hanyalah kehancuran. Dan ilusi.

Jiang Xiaoshuai, seorang wartawan muda idealis, tanpa sengaja menemukan bukti skandal gelap seorang politisi berkuasa, Chi Cheng. Alih-alih membungkamnya dengan cara biasa, Chi Cheng justru menyeret Xiaoshuai ke dalam sebuah "perjanjian bayangan" yang tak memberinya jalan keluar. Di antara ancaman, ambisi, dan cinta terlarang, keduanya terikat pada rahasia yang perlahan menghancurkan hidup mereka.

Sebuah kecelakaan di malam hujan mempertemukan Liu Xuancheng, lelaki rapuh yang kehilangan segalanya, dengan Chi Cheng, pria dingin yang selalu menyembunyikan luka sendiri. Saat Liu Xuancheng terbangun dari koma tanpa ingatan, Chi Cheng yang dihantui bayangan mendiang istrinya memilih menjadikan pemuda itu sebagai pengganti yang hilang. Dalam kebisuan antara kenyataan dan kepalsuan, keduanya perlahan terjerat dalam ikatan yang samar-antara luka, kebohongan, dan rasa yang tak dapat mereka tolak.

Qilin High School adalah dunia para pewaris kekuasaan, tempat Crown berkuasa layaknya raja muda. Namun kedatangan Liu, siswa baru sederhana dengan sikap misterius, mengguncang keseimbangan itu. Tanpa disadari siapa pun, ia menyimpan identitas yang bisa meruntuhkan mahkota yang selama ini tak tergoyahkan.

Disclaimer: Counterattack is from Chai Jidan. I do not own any of The awesome characters and plot. It is own by Chai Jidan herself. PS. DO NOT REPOST THIS TO ANYWHERE! (LEAVE SOME COMMENTS! THE AUTHOR LOVES READING YOUR REACTIONS TO HER WORK!! THANK YOU!!) This story is dedicated for my favorite Second Couple. Guo Chengyu and Jiang XiaoShuai. The story is based on the Novel and a little touch of the Series This is my take on Dr. Jiang XiaoShuai's life and future love life. To those who had read the novel feel free to read. To those who have not I'm sorry for the spoilers. This is also posted in Ao3 under the author Route-L. https://archiveofourown.org/works/67123162/chapters/173323045#workskin

Ada kalanya waktu berputar bukan untuk menghapus masa lalu, melainkan untuk mempertemukan kembali dua jiwa yang pernah terbelah. Di antara riuh tepuk tangan dan cahaya lampu panggung yang menyilaukan, tatapan itu kembali hadir-tatapan yang dulu pernah menjadi rumah, kini terasa asing dan jauh. Waktu sebelas tahun ternyata cukup lama untuk mengubah segalanya, namun tidak cukup kuat untuk menghapus bayangan yang selalu menempel di ingatan. Ia berdiri di sana, tenang dan ramah, seakan dunia tidak pernah menyakitinya. Senyum itu masih sama, tapi tak lagi hangat untuk dirinya. Semua kenangan yang pernah dibangun seolah lenyap tanpa jejak, digantikan formalitas dingin yang membuat dada terasa sesak. Bagi sebagian orang, pertemuan itu hanyalah kebetulan biasa. Tapi bagi seseorang yang masih terikat pada penyesalan, itu adalah takdir yang datang terlambat-sebuah kesempatan yang entah akan menyembuhkan, atau justru melukai sekali lagi.

"kak, kamu nggak capek? aku udah bilang aku nggak ada waktu untuk ngurus percintaan kayak gini, masih banyak hal penting yang harus aku lakuin." geram pemuda manis dengan rambut panjang yang nyaris menutup kelopak matanya pasalnya, pria tinggi menjulang itu terus-menerus mengejarnya tiada henti, mengganggu dimana pun lian berada, siapa yang tidak kesal? "apa yang mau kamu dapatin dari aku, kak? nggak ada yang spesial dari hidupku, terlalu nggak berwarna." "karena itu gue disini, lian. hidup gue sepenuhnya untuk bahagiain lo, karena lo butuh seseorang kayak gue di hidup yang lo bilang terlalu nggak berwarna itu." mau bagaimana pun lian menolak, cakra tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan hati lian. cakra harus memastikan bahwa hanya dirinya lah yang pantas untuk berdiri disisi lian.