Riwoo lebih terbiasa dengan kesendirian. Memilih menutup hati pada siapapun. Sampai di satu titik, dia merasa begitu lelah dengan semuanya. Karena 'luka' yang ia abaikan begitu lama. Semuanya mulai berubah saat ia bertemu 5 manusia spesial. Yang mengubah paradigma lamanya. Mengeluarkannya dari lembah gelap dunia kecilnya selama ini. Setelah ia pindah ke sebuah Rumah Kos yang begitu 'lain dari yang lain': Kosan Zungle (KoZ).

Hanya tentang enam orang saudara yang berusaha bertahan di dunia yang kejam tanpa adanya kasih sayang oleh orang tua mereka. "Kalian kalau ada apa-apa ngomong ya sama Mas," - Shaka "Mas..., maaf Zian gak sengaja," - Zian "Maksud lo apaan sebut gue iblis?!" - Zion "Siap, Mas. Tristan bakal lakuin sesuai arahan Mas Shaka," - Tristan "Bang Zian, Langit mau ikan," - Langit "Mas Shaka, adek kangen hehe," - Wira . . . ! Disclaimer ! This is fanfict!!! Out of character! 100% fiksi Jika ada kesamaan dalam penulisan cerita mohon dimaafkan, karena author terinspirasi dari beberapa novel dan fanfict. ! Character ! Sungho as Shaka Esha Ganendra Riwoo as Alzian Rajash Ganendra Jaehyun as Elzion Rafa Ganendra Taesan as Tristan Adi Ganendra Leehan as Rakayasha Langit Ganendra Woonhak as Atharel Wira Ganendra

Pemuda itu berdiri tepat di depan pintu apartemen bernomor 221. "Jadi ini alasan kenapa lo ngotot banget pengen kita balik ke sini lagi?" Setelah dua tahun, akhirnya mereka kembali. -- Start: 22 September 2025 End: - - © Nadaerindu September, 2025

"Kalau dunia nggak mau denger kita, kita jadi suara buat satu sama lain." Enam anak laki-laki-Jaehyun, Sungho, Riwoo, Leehan, Taesan, dan Woonhak-lahir dari rahim yang tak menginginkan mereka, dibuang ke tempat yang sama: Pembuangan Blok 9, sebuah kawasan kumuh dekat tempat sampah kota yang tidak tercatat di sistem pemerintahan. Tak ada akta lahir. Tak ada yang mencari. Tak ada yang mendengar. Mereka tumbuh di bawah atap gubuk reyot dari kayu lapuk, makan dari sisa restoran yang sudah basi, tidur bertumpuk di lantai dingin, dan bekerja seperti orang dewasa-mulai dari cuci mobil, angkut karung, jadi kurir ilegal, bahkan sempat dimanfaatkan sindikat. Namun satu hal membuat mereka bertahan: mereka punya satu sama lain.