rubinwithlove
Seno hidup di tengah dentum gitar dan sorak penonton; Shadinne tumbuh dalam alunan gamelan dan lenggok tari tradisional. Mereka seperti dua nada dari dunia yang berbeda-riuh dan hening, cepat dan lambat, seolah mustahil berpadu.
Seno, vokalis band paling populer di SMA komplek Surabaya, dikenal semua orang. Ramah, keras kepala, selalu terlihat riang, tapi di balik semua itu ia menyimpan sunyi yang hanya dipahami oleh musik. Shadinne, gadis tari yang anggun, terbiasa menyampaikan kisah lewat gerakan, bukan kata-kata. Hidupnya tenang, sederhana, dan jauh dari sorotan.
Takdir mempertemukan mereka bukan di panggung, melainkan pada malam paling gelap. Shadinne, yang hanya mengira sore itu akan jadi kencan manis, mendapati dirinya terjebak dalam ancaman yang merenggut rasa aman. Saat panik dan gemetar, suara Seno justru yang pertama kali menenangkannya.
Malam itu mengubah segalanya. Shadinne menemukan bahwa di balik ceplas-ceplos Seno, ada sosok pelindung yang tak pernah ia duga. Dan Seno, yang terbiasa jadi pusat perhatian, untuk pertama kalinya sadar ada hal yang jauh lebih penting dari sorak penonton-menjaga seseorang agar tidak runtuh.
Sejak saat itu, keduanya perlahan belajar menyesuaikan langkah. Shadinne yang penuh luka menemukan keberanian lewat cara Seno menggenggam dunia. Seno yang riuh menemukan ketenangan dalam diam Shadinne.
Mereka datang dari dua panggung yang berbeda, tapi cinta-seperti musik dan tari-selalu tahu caranya menemukan ritme yang sama, bahkan ketika lahir dari malam paling kelam.
---
With Love, Rubin
October 2025
#8 on leesohee [25 Oktober 2025]